Nationalgeographic.co.id—Periode Yayoi menandai transisi abad Sebelum Masehi ke abad Masehi. Sejarah peradaban ini tepatnya dimulai 300 SM hingga 250 M. Didahului oleh Periode Jomon dan diikuti oleh Periode Kofun.
Nama Yayoi datang dari distrik di Tokyo di mana artefak-artefak pertama yang diasosiasikan dengan periode ini ditemukan pada tahun 1884 Masehi. Pada zaman ini sejarah peradaban pertanian padi dan pengolahan logam semakin berkembang setelah diperkenalkan pada akhir Periode Jomon.
Pertanian dan Revolusi Teknologi
Penemuan ahli sejarah menunjukkan pengolahan logam tampak mencolok pada periode ini. Alih-alih menggunakan perkakas dan benda-benda dari batu.
Sejarah peradaban logam dimulai, mereka mengolah logam menjadi senjata, baju zirah, dan pernak-pernik yang terbuat dari perunggu dan besi. Cangkul dan sekop yang memiliki bilah dan kepala terbuat batu diganti dengan logam.
Melansir World History, Tony Hoang mengatakan “Dengan diperkenalkannya teknik irigasi yang dikembangkan pada zaman ini untuk mengairi sawah dan ladang, maka sejarah peradaban mesyarakat Yayoi berubah drastis, karena sekarang mereka menetap secara permanen dan sebagian besar makanan mereka nasi, kacang-kacangan, dan labu yang tumbuh disekitar hunian mereka. Lumbung dan sumur komunal untuk menyimpan makanan dan mengambil air dibangun di dekat sawah-sawah.”
Revolusi pertanian, menandai sejarah peradaban baru dengan meningkatnya populasi penduduk yang tumbuh dengan stabil selama periode ini.
Tercatat dalam sejarah populasi penduduk mencapai puncaknya pada jumlah sekitar 2.000.000 jiwa. Kota-kota dan desa-desa awalnya terdiri dari rumah-rumah lubang, mirip dengan perumahan Jomon, dengan atap jerami dan lantai tanah, namun perlahan berkembang menjadi struktur kayu yang didirikan di atas tanah menggunakan tonggak-tonggak kayu.
Seperti tembikar yang dibuat pada Periode Jomon, tembikar Yayoi juga dibuat dengan memilin tanah liat, menghaluskan bagian dalam dan luarnya dan kemudian dibakar, tapi kemiripannya berhenti sampai di situ karena tembikar Yayoi lebih fungsional dan lebih tidak berpori.
“Tembikar Yayoi tidak terlalu dihias seperti tembikar Jomon. Bentuk utama tembikar pada zaman ini adalah kendi-kendi berleher panjang, periuk bermulut lebar, baskom-baskom berceruk dalam dan mangkuk-mangkuk berkaki” ungkap Hoang.
Melansir Britannica, lonceng dotaku terbuat dari perunggu pada abad ke-3 tingginya berkisar antara 4 hingga 50 inci. Kualitas lonceng menunjukkan teknologi pembuatan yang sudah agak maju.
Source | : | britannica.com,World History Encyclopedia |
Penulis | : | Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR