Periode Postklasik (950 hingga 1539 M). Peninggalan signifikan dari budaya Maya kuno yang luas bertahan setelah kejatuhan kota-kota yang terletak di wilayah yang tinggi, atau dekat sumber air, dengan sebuah organisasi yang mengakui berbagai negara bagian Maya yang diperintah oleh dewan raja.
Hal itu sampai kedatangan penjajah Spanyol, karena begitu lemah oleh perjuangan internal mereka, bangsa Maya tidak dapat menghadapi penaklukan dan dijajah oleh budaya Eropa.
Seperti banyak peradaban manusia lainnya, sejarah peradaban Maya didirikan dari pengabaian nomadisme dan pengembangan pertanian, yang produknya menjadi dasar makanan Maya selama berabad-abad: jagung, kacang-kacangan, labu, dan cabai.
Kota-kota pertamanya muncul sekitar tahun 750, dan menjelang 500 SM telah mencapai proporsi arsitektural yang monumental, terutama di kuil-kuil besar dan pusat-pusat upacaranya.
Selama masa kejayaannya, negara-kotanya menjangkau wilayah pengaruh yang sangat luas dan terhubung satu sama lain melalui jaringan perdagangan yang kompleks.
Bentuk artistiknya canggih dan meninggalkan jejak abadi, di mana batu giok, kayu, obsidian, keramik, dan batu berukir banyak digunakan.
Bangsa Maya berbicara dengan bahasa yang beragam, berasal dari protomaya kuno dalam sekumpulan bahasa Maya, masing-masing berbeda tergantung pada kerajaan tempat bahasa itu diucapkan.
Di antara ciri-ciri utama yang mendefinisikan budaya Maya, yaitu mereka adalah salah satu peradaban terpenting di Amerika dan memengaruhi kemunculan dan kebiasaan budaya baru. Kemudian, ditemukan di zona tengah Amerika, tepatnya di semenanjung Yucatan dan sekitarnya.
Mereka percaya pada berbagai dewa dan menghubungkannya dengan alam. Perekonomian bangsa Maya bertumpu pada pertanian yang dilakukan oleh para petani di pinggiran kota-negara bagian.
Bangsa Maya juga mengembangkan pengetahuan besar tentang matematika, astrologi, dan menulis serta pembangun piramida besar sebagai pusat sosial dan kuil pemujaan dewa-dewa.
Agama Maya memiliki ciri yang sama dengan sebagian besar Mesoamerika lainnya. Mereka percaya pada bidang spiritual yang dihuni oleh dewa-dewa yang kuat. Dewa-dewa harus ditenangkan melalui praktik ritual, pengorbanan manusia, dan persembahan seremonial.
Di hadapan mereka, leluhur yang telah meninggal itu sendiri dan para dukun berperan sebagai perantara. Itulah sebabnya bangsa Maya menguburkan jenazah di bawah lantai rumah mereka.
Source | : | Historical Eve |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR