Ekspatriat dari berbagai negara, terutama dari Inggris, bermain sepak bola di beberapa tempat di sisi Anatolia Istanbul. Aktivitas inilah yang mendorong dimulainya sejarah sepak bola di Turki.
Kuşdili, Göksu dan Küçüksu adalah beberapa tempat yang paling disukai untuk menggelar pertandingan sepak bola.
Laporan tentang sejarah sepak bola di Turki diketahui bahwa otoritas Kekaisaran Ottoman saat itu diganggu oleh kerumunan orang yang akan bertanding sepak bola.
Gubernur Üsküdar mengikuti orang-orang yang bermain sepak bola dan melaporkan mereka ke otoritas pusat.
Ketika diselidiki, pihak otoritas Ottoman menggambarkan permainan itu dimainkan dengan bola yang terbuat dari ban. Permainannya di area yang dikelilingi dengan dua pintu di kedua ujungnya—kala itu otoritas menjuluki gawang dengan "pintu."
Seketika menjadi tren, penduduk Kandilli, Tarabya, Bebek, Beyoğlu, Kadıköy dan Moda, serta staf Kedutaan Besar Inggris, dan siswa di sekolah Inggris, Italia, Prancis, dan Yunani, di banyak titik di Turki. Mereka turut mencatat perkembangan sejarah sepak bola di sana.
Catatan sejarah sepak bola Turki menyebut bahwa para ekspatriat atau bangsa asing yang memainkan olahraga ini menganggapnya sebagai hiburan.
Oleh karena itu, pergi ke pertandingan sepak bola dengan keluarga mereka adalah cara mengisi waktu berlibur.
Mereka akan bersenang-senang dan berolahraga pada saat yang bersamaan.
Ditemukan sebuah dokumen laporan tertanggal 10 Juli 1897 menggambarkan kegilaan sepak bola sebagai berikut:
"Bankir Monsieur Duka Dipkali dan bankir Monsieur Edvar, yang merupakan penduduk di Kadıköy, dan sekitar 100 orang lainnya, baik pria maupun wanita pergi ke Göksu dengan kapal uap pada hari Sabtu ini. Mereka berpiknik dan bermain sepak bola di sana. Karena kerumunannya cukup besar, polisi mengawasi kelompok itu. Mereka berkata bahwa mereka ingin datang ke Göksu setiap hari Sabtu seperti yang mereka lakukan kali ini."
Menyusul laporan tersebut, ditemukan laporan kepolisian yang tertanggal lebih tua, yakni tertanggal 23 November 1890. Laporan tersebut menyebut:
Source | : | Daily Sabah |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR