“Sekitar 20-25 pemuda Inggris, di bawah pengawasan putra Monsieur Witek, seorang warga Moda, berkumpul di Kuşdili dan bermain dengan bola yang terbuat dari ban di area yang dilingkari. Insiden itu (pertandingan sepak bola) diselidiki dan dipahami bahwa mereka memainkan laga amal untuk sekolah. Setelah pertandingan, mereka yang menang akan menyumbangkan uang hadiah ke sekolah."
Gariah penduduk lokal terhadap sepak bola
Pada masa-masa awal sepak bola muncul di Kekaisaran Ottoman, orang-orang pribumi Turki tidak terlalu tertarik dengan permainan tersebut. Mereka baru mulai memainkannya di akhir tahun 1890-an.
Pada tahun 1901, barulah penduduk lokal seperti Reşat Danyal, Fuad Hüsnü dan teman-temannya mendirikan Black Stocking Football Club.
Mereka memberi nama Inggris karena mereka pikir sepak bola Turki tidak akan diterima dengan baik jika menggunakan istilah Turki. Namun, Black Stocking FC dibubarkan tanpa meninggalkan jejak apa pun di sepak bola Turki.
Pada tahun 1905, para siswa di Mekteb-i Sultani (sekarang SMA Galatasaray) mendirikan klub sepak bola bernama Galatasaray, klub sepak bola Turki pertama, dengan kepemimpinan Ali Sami Yen.
Menjadi efek domino, selanjutnya pada tahun 1907, para pemuda Kadıköy membentuk Klub Olahraga Fenerbahçe.
Beşiktaş, yang awalnya didirikan sebagai klub senam pada tahun 1903, mulai berkonsentrasi pada sepak bola setelah tahun 1910.
Ketika Liga Sepak Bola Istanbul dimulai pada tahun 1904, Galatasaray bergabung dengan liga tersebut untuk pertama kalinya pada musim 1906-07 dan diikuti oleh Fenerbahçe dan Beşiktaş pada tahun 1909-10.
Salah satu tokoh legendaris dalam jurnalisme Turki, Burhan Felek, menceritakan bagaimana sepak bola yang dimainkan oleh ekspatriat Istanbul dan non-Muslim itu menyita perhatian penduduk setempat.
"Kuşdil adalah tempat terbuka padang rumput. Tidak ada biaya masuk atau tiket. Namun, lapangan sepak bola dikelilingi oleh kawat besi yang direntangkan di sekitar tumpukan yang terletak dua meter dari lapangan. Pertandingan pertama adalah antara Klub Moda dan Klub Kadıköy," ungkap Felek.
Ia melanjutkan, "Ada empat sudut lapangan yang penuh dengan penonton. Bahkan ada orang yang menyewa phaeton untuk mendapatkan pemandangan yang lebih baik. Ini adalah pertemuan pertama saya dengan sepak bola. Itu terjadi di tahun 1906."
Tentunya, bangsa asing atau ekspatriat di Ottoman telah mengukir sejarah sepak bola kepada bangsa Turki dan orang-orang Ottoman kala itu.
Bahkan, klub-klub seperti Galatasaray, Fenerbahçe dan Beşiktaş menjadi klub tangguh di Eropa saat ini.
Source | : | Daily Sabah |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR