Alexios tidak dapat menghentikan Turki Seljuk, dan dia hanya menyalahkan dirinya sendiri atas kerugian teritorialnya karena dialah yang telah melemahkan provinsi militer (tema) di Asia Kecil.
Alexios memohon ke Eropa barat pada musim semi tahun 1095 M untuk membantu mengusir Seljuk tidak hanya dari Tanah Suci tetapi juga dari semua bagian Kekaisaran Bizantium yang mereka miliki.
Paus
Paus Urbanus II (memerintah 1088-1099 M) menerima permohonan Alexios pada tahun 1095 M. Akan tetapi, hal ini bukan pertama kalinya kaisar Bizantium meminta dan mendapat bantuan kepausan.
Pada 1091 M, paus mengirim pasukan untuk membantu Bizantium melawan pengembara stepa Pecheneg yang menyerang wilayah Danube utara kekaisaran.
Urbanus II kembali bersedia membantu empat tahun kemudian karena berbagai alasan.
Sejarah perang salib akan meningkatkan prestise kepausan, karena memimpin pasukan gabungan barat.
Tidak hanya itu, Urbanus II juga dapat mengkonsolidasikan posisinya di Italia sendiri. Tindakan itu setelah mengalami ancaman serius dari Kaisar Romawi Suci di abad sebelumnya yang bahkan mengusir paus dari Roma.
Urbanus II juga berharap untuk menyatukan kembali gereja-gereja Kristen Barat (Kristen Katolik) dan Timur (Kristen Ortodoks). Dia menunjuk dirinya sendiri sebagai pemimpinnya, di atas Patriark Konstantinopel.
Kedua gereja tersebut telah terpecah sejak 1054 M karena perbedaan pendapat tentang doktrin dan praktik liturgi.
Namun yang paling penting adalah hilangnya kendali Kristen atas Tanah Suci dengan situs-situs uniknya yang memiliki signifikansi sejarah bagi agama Kristen. Misal, makam Yesus Kristus, Makam Suci di Yerusalem.
Pedagang
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR