Nationalgeographic.co.id - Cerita rakyat tentang manusia serigala dan vampir mungkin bermula sekitar tahun 1800-an, cerita itu kemudian meluas ke banyak tempat. Dugaannya, cerita rakyat itu berkaitan dengan wabah rabies atau anjing gila di tahun-tahun itu.
Pada tahun 1855, Brooklyn Daily Eagle melaporkan pembunuhan mengerikan seorang pengantin wanita oleh suami barunya.
Ceritanya berasal dari pedesaan Prancis, orang tua wanita itu awalnya mencegah pertunangan pasangan itu karena keanehan perilaku yang kadang-kadang diamati pada pria muda itu.
Meskipun pria itu adalah pasangan yang paling memenuhi syarat. Orang tua akhirnya setuju, dan pernikahan itu terjadi.
Tak lama setelah pengantin baru itu menarik diri untuk menyempurnakan ikatan mereka, "jeritan ketakutan" datang dari tempat tinggal mereka.
Orang-orang dengan cepat datang dan menemukan gadis malang itu dalam keadaan yang mengenaskan. Dadanya terkoyak dengan cara yang paling mengerikan.
Sementara suami yang malang dalam keadaan gila dan berlumuran darah, setelah benar-benar melahap sebagian dari payudara gadis yang malang.
Pengantin wanita meninggal beberapa saat kemudian. Suaminya, setelah "perlawanan paling kejam", juga meninggal.
Apa yang menyebabkan insiden mengerikan ini? Jawaban yang paling mungkin adalah keterangan dari seorang dokter, "Bahwa mempelai pria sebelumnya telah digigit anjing aneh."
Media menggambarkan peristiwa itu secara blak-blakan sebagai "kasus hidrofobia yang menyedihkan dan menyusahkan," atau dalam istilah sekarang adalah rabies.
Akan tetapi laporan itu terbaca seperti cerita horor Gotik. Kisah itu pada dasarnya adalah narasi manusia serigala.
"Gigitan anjing gila menyebabkan metamorfosis yang mengerikan, yang mengubah korban manusianya menjadi monster jahat yang dorongan seksualnya yang ganas menyebabkan kekerasan yang cabul dan menjijikkan."
Varian dari kisah pengantin pria yang gila telah dikisahkan dan diceritakan ulang di surat kabar berbahasa Inggris di Amerika Utara. Setidaknya kisah tersebut terus diproduksi sejak awal abad ke-18, dan terus muncul hingga tahun 1890-an.
Narasi tersebut terus dikaitkan dengan manusia serigala atau vampir. Saat itu dunia kedokteran belum memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang rabies sebelum menjadi wabah yang berkembang luas tidak lama setelah itu.
Wabah rabies baru teridentifikasi pada tahun 1882. Hal itu setelah Louis Pasteur dan rekannnya Emile Roux mengisolasi virus rabies dan menjelaskan karakteristiknya.
Kisah mengerikan itu pada dasarnya adalah cerita rakyat tentang anjing gila dan garis pemisah tipis antara manusia dan hewan.
Wabah Rabies menimbulkan ketakutan karena merupakan penyakit yang tampaknya mampu mengubah manusia menjadi binatang buas yang mengamuk, seperti manusia serigala atau vampir yang menakutkan.
Wabah rabies—atau penyakit yang kita kenal sekarang sebagai penyakit anjing gila, telah memunculkan teror anjing yang telah menjadi mimpi buruk selama berabad-abad.
Setelah diidentifikasi oleh Louis Pasteur, barulah pengobatan modern mengetahui bahwa rabies disebabkan oleh virus. Begitu memasuki tubuh, ia berjalan ke otak melalui sistem saraf.
Jeda waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan yang khas antara paparan awal dan timbulnya gejala berarti rabies tidak lagi menjadi hukuman mati.
Hal itu dapat diantisipasi jika pasien dengan cepat menerima suntikan antibodi kekebalan dan vaksin, untuk membangun kekebalan segera setelah bertemu dengan hewan yang dicurigai. Namun wabah rabies masih membunuh puluhan ribu orang secara global setiap tahun.
Wabah rabies yang mematikan
Penyakit menular lainnya, termasuk kolera, tifus, dan difteri, mungkin membunuh lebih banyak orang pada abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Akan tetapi teriakan seperti "anjing gila" dari orang yang terinfeksi wabah rabies, telah memicu rasa teror langsung. Teror itu juga berkenaan dengan gigitan anjing yang sederhana, tetapi bisa berarti siksaan yang berlarut-larut dari gejala yang melelahkan yang diikuti dengan kematian.
Pengobatan modern mengetahui bahwa rabies disebabkan oleh virus. Begitu memasuki tubuh, ia berjalan ke otak melalui sistem saraf dan pengobatan modern bisa mengantisipasi hal itu. Namun penyakit ini masih membunuh puluhan ribu orang secara global setiap tahun.
Menurut sumber-sumber abad ke-19, setelah masa inkubasi antara empat dan 12 minggu, gejala mungkin mulai dengan perasaan agitasi atau gelisah yang tidak jelas.
Mereka kemudian berkembang menjadi episode spasmodik yang merupakan karakteristik rabies, bersama dengan sulit tidur, rangsangan, demam, denyut nadi cepat, air liur, dan sesak napas.
Korban tidak jarang menunjukkan halusinasi atau gangguan mental lainnya juga. Upaya untuk mengurangi ledakan kekerasan dengan obat-obatan sering kali gagal, dan dokter kemudian hanya bisa berdiri dan memberikan kesaksian.
Pelepasan terakhir terjadi hanya setelah penyakit itu menjadi fatal, biasanya selama dua sampai empat hari. Bahkan saat ini, rabies pada dasarnya tidak dapat disembuhkan setelah tanda-tanda klinis muncul.
Berabad-abad yang lalu, hilangnya kendali tubuh dan rasionalitas yang dipicu oleh rabies tampak seperti serangan terhadap kemanusiaan dasar korban.
Dari penyakit yang benar-benar ditakuti yang ditularkan oleh hewan, muncullah mitos yang menggelitik tentang kekuatan supernatural.
Kekuatan yang telah mentransfer kekuatan hewan jahat dan mengubah manusia menjadi monster, seperti manusia serigala dan ini telah menjadi cerita rakyat di banyak tempat.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR