Nationalgeographic.co.id—Jagat maya belum lama ini diramaikan dengan video dan berita, spesies lumba-lumba orca (Orcinus orca) menyerang kapal-kapal. Di wilayah laut Spanyol, lumba-lumba orca bahkan menyerang secara bergerombol.
Beberapa tahun terakhir, lumba-lumba orca terus dilaporkan di lautan Spanyol dan Portugis menyerang kapal dan bahkan hingga menenggelamkannya. Tapi akhir-akhir ini kejadian lumba-lumba orca menyerang kapal-kapal semakin sering dan bahkan terjadi di wilayah laut lain.
Untuk diketahui, dalam dunia hewan, lumba-lumba orca atau disebut orca lebih dikenal dengan sebutan "paus pembunuh" karena reputasinya sebagai predator laut. Orca adalah predator puncak di ekosistem laut dan bisa makan banyak hal yang ada di laut.
Tapi meski disebut paus pembunuh, di dalam dunia hewan, orca sebenarnya termasuk dalam keluarga lumba-lumba. Orca merupakan anggota terbesar dari keluar lumba-lumba.
Menurut Atlantic Orca Working Group, setidaknya ada 207 kejadian lumba-lumba orca menyerang kapal, dan 43 kejadian terjadi selama Maret 2023. Tapi sebenarnya mengapa lumba-lumba orca sering menyerang kapal?
Perilaku tersebut mungkin "pembalasan" dari populasi lumba-lumba orca, dan bisa jadi sebagai respons terhadap aktivitas manusia seperti memancing. Pemancing mungkin dianggap merebut ikan tuna dari mereka.
Penyebab lainnya, menurut para ahli, adalah kebisingan mesin kapal dan lalu lintas kapal yang dianggap mengganggu bagi lumba-lumba orca.
Tidak hanya di laut Spanyol, lumba-lumba orca juga dilaporkan telah menyerang kapal pesiar di lepas pantai Skotlandia, Inggris. Ini pertama kali perilaku tersebut tercatat di luar perairan Portugis dan Spanyol.
Seorang ahli percaya itu adalah tanda bahwa perilaku menabrak perahu mungkin merupakan "pembalasan" dari populasi orca yang berbeda.
Lumba-lumba orca di Skotlandia berulang kali menabrak buritan kapal, di mana Wim Rutten, yang merupakan satu-satunya orang di kapal itu, memasang tali pancing untuk memancing ikan.
Rutten mengatakan lumba-lumba orca tampaknya "mengincar keel", yang merupakan bagian dari kapal yang juga menjadi sasaran orca di perairan Iberia dengan efisiensi yang kejam. "Mungkin dia hanya ingin bermain," kata Rutten kepada The Guardian. "Atau tatap mataku. Atau singkirkan tali pancing."
Orca Iberia, merupakan populasi kecil dan terancam punah dari sekitar 39 hewan. Populasi ini telah menenggelamkan tiga perahu dalam 18 bulan terakhir dan merusak lebih dari 100 lainnya dengan menabrak perahu dan merobek kemudi mereka.
Beberapa ahli berpikir tentang lumba-lumba orca betina dewasa bernama White Gladis yang mungkin selamat dari peristiwa traumatis. Ia selamat dari kejadian seperti tabrakan perahu atau jebakan di jaring ikan, yang mungkin membalik saklar perilaku dan memicu serangan pertama.
Para ilmuwan telah mengidentifikasi 13 orca — 11 remaja, White Gladis, dan dewasa lainnya yang disebut Grey Gladis — yang berpartisipasi dalam peneleitian ini dan, dalam beberapa kasus, mengikuti perahu sampai ke pelabuhan setelah mematahkan kemudi mereka.
Perilaku tersebut tampaknya menyebar melalui pembelajaran sosial, dengan lumba-lumba orca meniru satu sama lain dan mereproduksi tindakan yang mereka anggap menguntungkan atau menarik dalam beberapa hal, menurut Alfredo López Fernandez kepada Live Sciece.
Fernandez adalah seorang ahli biologi dan perwakilan dari Grupo de Trabajo Orca Atlántica, atau Atlantic Orca Working Group (GTOA).
Insiden terbaru, yang terjadi pada Senin, 19 Juni 2023 di lepas pantai Kepulauan Shetland di Laut Utara, mungkin menunjukkan bahwa lumba-lumba orca di daerah tersebut telah memperoleh keterampilan tersebut dari tetangga mereka di Eropa selatan.
"Ada kemungkinan 'fad' ini melompati berbagai kelompok/komunitas," kata Conor Ryan, penasihat ilmiah Hebridean Whale and Dolphin Trust, kepada The Guardian.
Fad adalah perilaku yang diprakarsai oleh satu atau dua individu, yang diadopsi orang lain melalui pembelajaran sosial dan kemudian ditinggalkan.
Meskipun 2.000 mil (3.200 kilometer) orca terpisah di Laut Utara dari populasi Iberia, mungkin ada "kelompok yang sangat gesit yang dapat menularkan perilaku ini dalam jarak jauh," kata Ryan.
Para ahli GTOA menduga serangan itu terkait dengan aktivitas manusia di laut. Penangkapan ikan, polusi suara, dan lalu lintas kapal, "bahkan secara tidak langsung, adalah asal dari perilaku ini," kata López Fernandez.
Pengalaman traumatis yang mungkin memicu serangan di lepas pantai Iberia "mungkin terkait dengan kapal penangkap ikan saat berburu tuna," kata Mónica González, seorang ahli biologi kelautan yang bekerja dengan GTOA.
Setiap tahun, tuna sirip biru Atlantik (Thunnus thynnus) melewati Selat Gibraltar dalam jalur migrasi mereka dari tempat pemijahan di Laut Mediterania ke tempat mencari makan di Atlantik timur, menurut laporan Parlemen Eropa (European Parliament).
"Pertemuan dengan orca dapat dikaitkan dengan migrasi ini," kata González.
Tuna sirip biru ditangkap secara berlebihan dari tahun 1980-an hingga 2010, tetapi stoknya kini telah pulih, menurut laporan tersebut.
Namun demikian, para ahli berpendapat bahwa lumba-lumba orca mungkin menganggap perahu sebagai ancaman terhadap pasokan makanan dan kelangsungan hidup mereka.
"Kami berpikir bahwa orca lain adalah remaja dan meniru perilaku (whie Gladis) karena dia sudah dewasa dan mereka berpikir bahwa sebagai orang dewasa 'kita perlu melakukan ini untuk bertahan hidup,'" kata González.
Source | : | Live Science,European Parliament |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR