Nationalgeographic.co.id - Mitologi Yunani selama ini sering kali diasosiasikan dengan kisah-kisah megah dan gemilang, tetapi ternyata tidak selalu begitu. Kisah tragis Oedipus mungkin contoh kisah paling tragis dalam mitologi Yunani.
Oedipus adalah Raja Thebes yang memiliki kisah tragis yang sulit dibayangkan. Mitologi Yunani mengisahkan, Oedipus membunuh ayahnya, kemudian mengawini ibunya sendiri hingga memiliki 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan.
Yang membuat kisah Oedipus menjadi kisah tragis adalah, Oedipus tidak menyadari apa yang telah ia lakukan, sampai semua itu terjadi.
Kisah tragis Oedipus menunjukkan, bahwa bangsa Yunani kuno tidak hanya menciptakan kisah-kisah gemilang. Mereka juga memiliki kisah tragis penuh tragedi yang sarat dengan kepedihan dan keputusasaan.
Dalam mitologi Yunani, dikisahkan, Oedipus dikisahkan hidup dalam bayang-bayang kutukan yang tidak dapat dihindari hingga akhir hayatnya.
Menurut Greek Reporter, Oedipus adalah putra Laius dan Jocasta, raja dan ratu Thebes. Kemalangan garis keturunannya adalah akibat dari kutukan yang dimiliki oleh ayahnya.
Saat putranya lahir, Laius berkonsultasi dengan seorang Oracle untuk mengetahui nasibnya. Yang membuatnya ngeri. Peramal itu mengungkapkan bahwa "dia dikutuk untuk mati di tangan putranya sendiri."
Laius kemudian memerintahkan seorang pelayan untuk membunuh putra mereka yang baru lahir. Akan tetapi, pelayan tersebut tidak dapat melakukan tindakan brutal ini.
Pelayan itu kemudian menyerahkan putra Laius yang masih bayi kepada seorang gembala. Penggembala kemudian memanggil putra Laius itu Oedipus, atau "kaki bengkak".
Panggilan itu tersebut karena Laius telah mengikat kakinya dengan erat. Apa yang telah dilakukan Laius itu telah menyebabkan kaki putranya yang masih bayi itu bengkak.
Anak itu selanjutnya dibawa ke Korintus dan diberikan kepada Raja Polybus, yang tidak memiliki anak dan akan membesarkannya sebagai putranya sendiri. Semua upaya Laius untuk melarikan diri dari takdir itu ternyata menjadi sia-sia.
Ketika dewasa, Oedipus mendengar desas-desus bahwa dia bukanlah anak Polybus dan istrinya, Merope. Didorong oleh keraguan, dia pergi menemui oracle di Delphi.
Oedipus bertanya apakah raja dan ratu benar-benar orang tuanya, tetapi alih-alih menjawab, Oracle mengatakan kepadanya bahwa dia memiliki takdir yang kelam, Oedipus akan “kawin dengan ibunya sendiri dan membunuh ayahnya sendiri.”
Putus asa untuk menghindari ramalan Oracle itu, Oedipus, yang mengira Polybus dan Merope adalah orang tua kandungnya, meninggalkan Korintus dan menuju kota Thebes.
Dalam perjalanan ke Thebes, Oedipus bertemu Laius, dan keduanya berdebat tentang hak jalan kereta mana.
Raja Thebes Laius bergerak untuk menyerang pemuda kurang ajar itu dengan tongkatnya. Di sisi lain, Oedipus tidak menyadari bahwa Laius adalah ayah kandungnya.
Oedipus kemudian melemparkan lelaki tua itu dari keretanya dan membunuhnya.Dengan demikian, Laius dibunuh oleh putranya sendiri.
Kejadian itu telah mengonfirmasi ramalan Oracle, dan setengah dari ramalan yang coba dihindari raja dengan memerintahkan kematian bayi Oedipus akhirnya terpenuhi.
Oedipus kemudian melanjutkan perjalanan dan sebelum mencapai Thebes, Oedipus bertemu dengan Sphinx, binatang legendaris dengan kepala dan payuradara wanita, tubuh singa betina, dan sayap elang.
Sphinx dikirim ke jalan yang mendekati Thebes sebagai hukuman dari para dewa dan akan mencekik setiap musafir yang tidak bisa memecahkan teka-teki tertentu. Namun, Oedipus berhasil memecahkan teka-teki ini.
Atas jasanya Oedipus yang telah membebaskan Thebes dari sphinx adalah kasih sayang sang ratu, janda Jocasta. Tidak ada yang menyadari bahwa Jocasta adalah ibu kandung Oedipus.
Tidak lama setelah itu Oedipus mengawini Jocasta yang telah ditinggal mati oleh suaminya Lauis. Itu artinya Oedipus telah mengawini ibunya sendiri. Oedipus dan Jocasta bahkan memiliki 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan.
Dengan demikian, tanpa sepengetahuan siapa pun, ramalan itu akhirnya terpenuhi. Dan kisah tragis ini masih belum selesai.
Takdir Oedipus yang tak terbayangkan
Oedipus sekarang menjadi raja Thebes, dan ia mencoba memecahkan masalah wabah yang muncul karena kematian raja sebelumnya.
Peramal menyarankan, bahwa satu-satunya solusi adalah menangkap pembunuh Raja yang hanya ada satu saksi. Jocasta yang sekarang menjadi istri Oedipus, memanggil saksi pembunuhan mendiang suaminya dan mantan raja.
Oedipus menanyainya dan dia mengungkapkan bahwa beberapa tahun yang lalu mereka memberinya seorang anak untuk ditinggalkan di Gunung Citerón.
Anak itu adalah putra Raja Laius dan Ratu Jocasta yang diserahkan untuk dibunuh, mencegah ramalan Oracle yang fatal. Namun, dia telah menyerahkannya kepada gembala karena belas kasihan.
Oedipus akhirnya tahu, bahwa anak itu adalah dirinya, dan dia adalah anak yang ditakdirkan untuk menjadi pembunuh ayahnya. Benar-benar kisah tragis.
Oedipus akhirnya mengutuk dirinya sendiri dan takdir yang menjadikannya harus mengalami kisah tragis.
Sementara itu, Jocasta yang mengetahui kenyataan tersebut, berlari masuk ke dalam istana. Dia berlari ke kamar tidur istana dan gantung diri di sana.
Oedipus, yang marah, berlari ke dalam rumah dan menemukan mayat Jocasta. Dia berteriak ketika dia melihat tubuhnya yang tak bernyawa dan menusuk matanya sendiri dengan jarum yang menyatukan jubahnya.
Kisah tragis berakhir dengan Oedipus meninggalkan istana dengan mata berlumuran darah dan meminta untuk dijauhi.
Dia mengatakan bahwa dia lebih suka membutakan dirinya sendiri karena dia tidak tahan melihat orang tuanya di neraka, anak-anaknya, atau orang-orang Thebes.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR