Nationalgeographic.co.id—Tethys, putri Gaia dan Uranus, adalah salah satu dari dua belas Titan asli dalam mitologi Yunani. Dia menikah sedarah yaitu dengan saudara laki-lakinya sendiri, Oceanus dan melahirkan banyak anak, termasuk Oceanids dan semua sungai di dunia.
Meskipun bereproduksi dengan sangat subur, Tethys tetap menjadi dewa yang tidak jelas, dia umumnya tidak disembah oleh orang Yunani.
Asal usul nama Tethys tetap sulit dipahami. Di zaman kuno, filsuf Plato menyarankan etimologi fantastis untuk nama tersebut, melihatnya sebagai gabungan dari kata Yunani tegang dan disaring. Plato mengklaim bahwa ini tepat karena Tethys adalah dewi mata air.
Oceanus dan Tethys tahu bahwa mereka memiliki sifat yang sama: mereka adalah master dan pencipta elemen air. Di dalam air terdapat kekuatan kehidupan dan penciptaan, bersama dengan kekuatan kehancuran, dan setelah kehancuran, kekuatan pembaharuan dan pemurnian.
Kekuatan-kekuatan ini perlu berputar dan mengalir dalam putaran tak berujung dari gerakan ilahi seperti ombak di pantai atau aliran sungai. Air perlu menyebar ke seluruh dunia dan membawa sifat-sifat menakjubkan ini ke mana pun mereka mengalir. Makhluk serta pepohonan di Bumi berteriak meminta air, karena itu adalah sumber kehidupan dan mereka tidak dapat hidup tanpanya.
Belakangan, melalui upaya Tethys dan Oceanus, sebuah sungai besar mengelilingi seluruh dunia. Energi Tethys menyerupai aliran dan pasang surut yang tak henti-hentinya serta hujan yang turun dari awan, sementara energi Oceanus berada dalam banjir yang deras dan gulungan ombak yang tak terukur.
Para Penjaga
Tetapi Oceanus dan Tethys dengan cepat menemukan bahwa mereka akan membutuhkan lebih dari sekadar benda langit untuk mengendalikan dan melestarikan air.
Manusia yang hidup di bawah langit menemukan cara untuk membelah dan memanipulasi air. Hal ini menyebabkan ketidakharmonisan dan perselisihan karena upaya mereka untuk mengubah aliran sungai dan membendung air menjadi danau menyebabkan masalah sehingga air mengering dan menguap.
Ketika air mengering, kehidupan ikut mengering bersamanya. Mereka juga akan mencemari air dengan kerusakan dan membawa penyakit serta malapetaka karena air menjadi tidak murni.
Untuk melindungi perairan dunia dari manusia yang tidak berpikir 3.000 anak laki-laki, dewa sungai yang dikenal sebagai Potamoi, dan 3.000 anak perempuan, bidadari laut yang dikenal sebagai Oceanid berkumpul.
Setiap anak Oceanus dan Tethys menjaga dan merawat mata air, sungai, danau, atau bahkan kolam atau padang rumput, atau awan tertentu.
Source | : | Mythology Source |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR