Semua orang di masyarakat Aztec mendapat manfaat dari pertempuran atau kampanye yang sukses. Bersamaan dengan keinginan akan wilayah baru dan barang fisik, tahanan yang ditangkap selama peperangan dikorbankan untuk para dewa yang memastikan kelanjutan kebajikan suku Aztec.
Mendapatkan tahanan adalah masalah lain, dan mengharuskan suku Aztec untuk terus berkampanye untuk mendapatkan korban pengorbanan. Memang, kedua belah pihak sepakat sebelumnya bahwa yang kalah akan menyediakan prajurit untuk dikorbankan.
Suku Aztec percaya bahwa darah korban pengorbanan, terutama prajurit pemberani, memberi makan dewa mereka Huitzilopochtli. Hal ini dikenal sebagai 'Perang Bunga', karena prajurit yang kalah dan korban pengorbanan masa depan didekorasi dengan kostum perang bulu yang indah saat diangkut kembali ke Tenochtitlan.
Poses pengorbanan melibatkan pengambilan jantung sebelum mayat dikuliti, dipotong-potong dan dipenggal.
Metode Peperangan Hingga Jatuhnya Aztec
Aztec adalah pejuang yang sengit. Saat melihat musuh mereka, senjata pertama yang digunakan adalah pelempar panah, umban, tombak dan busur serta anak panah. Saat terlibat dalam pertarungan tangan kosong, pentungan obsidian yang tajam, pedang, dan belati.
Sebagai pejuang yang ganas, seringkali kehadiran mereka dan ancaman perang sudah cukup untuk membuat kota-kota Mesoamerika lainnya menyerah. Akan tetapi, bukan untuk mengatakan bahwa mereka tidak pernah dikalahkan.
Pada tahun 1479, pasukan mereka yang berjumlah 32.000 dibantai oleh salah satu musuh utama yaitu suku Tarascan. Peristiwa tersebut adalah awal dari sejumlah kekalahan berturut-turut yang pada akhirnya akan menyebabkan jatuhnya sejarah kekaisaran Aztec.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | History Hit |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR