Nationalgeographic.co.id—Film live action Barbie yang dibintangi oleh Margot Robbie dan Ryan Gosling sebagai Barbie dan Ken, sukses mencuri perhatian. Tapi tahukah Anda bahwa sejarah Barbie tak lepas dari polemik terkait standar kecantikan perempuan.
Sejarah Barbie berasal dari Ruth Handler, yang ikut mendirikan Mattel, perusahaan mainan bersama suaminya, Elliot Handler dan Harold Matson pada tahun 1945. Awalnya mereka memperhatikan putrinya, Barbara, bermain dengan boneka kertas dan bermimpi tentang wanita seperti apa dia nantinya.
Ruth memutuskan harus ada boneka yang layak di mana para gadis dapat memproyeksikan aspirasi tertinggi mereka. Dalam versi lain dari cerita asal ini, Ruth mendapat ide dari boneka kebaruan dewasa yang dilihatnya saat berlibur di Swiss. Ruth menamai boneka itu Barbie, dengan nama putrinya. Model pertama dipamerkan pada Maret 1959 di Toy Fair tahunan di New York City.
Dalam iklan televisi pertama Barbie, yang disiarkan pada tahun yang sama, seorang wanita bernyanyi dari sudut pandang seorang gadis muda, menjanjikan suatu hari nanti, dia akan menjadi seperti Barbie. "Sampai saat itu, aku tahu apa yang akan kulakukan: Barbie, Barbie yang cantik, aku akan percaya bahwa aku adalah kamu."
Terlepas dari para penentang industri mainan, yang peduli bahwa tidak ada yang mau bermain dengan boneka yang memiliki payudara. Barbie dengan pinggangnya yang kecil dan penampilan yang selalu berubah namun selalu diidealkan menjadi fenomena global.
Tiga ratus ribu boneka Barbie terjual di tahun pertama. Mainan itu dengan cepat menjadi sangat populer. Pada tahun 1961, Barbie mendapatkan pacar, Ken, yang mungkin anehnya dinamai menurut nama putra Handlers.
Pada tahun 1963, dia mendapatkan seorang sahabat, Midge. Pada tahun 1964, seorang adik perempuan, Skipper. Pada tahun 2021, Mattel mengirimkan lebih dari 86 juta boneka dari dunia Barbie, yang berarti sekitar 164 boneka per menit.
Sejak awal, Barbie adalah tentang membiarkan gadis-gadis muda bermimpi. Boneka-boneka itu sekaligus idealis dan materialistis, menawarkan fantasi khas Amerika dengan harga tertentu.
Barbie pun menjadi pusat percakapan budaya dan politik, sering menghebohkan kritik di seluruh spektrum politik. Barbie mengadopsi sikap progresif. Pada tahun yang sama dengan Undang-Undang Perumahan Adil tahun 1968, Mattel memperkenalkan Christie, boneka Hitam dengan baju renang mod. Namun, banyak aktivis mempermasalahkan boneka itu.
Pada tahun 1970 di New York City, lebih dari 50.000 perempuan menggelar Aksi untuk Kesetaraan. Beberapa pengunjuk rasa menegaskan kemerdekaan mereka dengan seruan, "Saya bukan boneka Barbie!"
Tak lama setelah kejadian tersebut, tepatnya pada tahun 1980, Mattel memperkenalkan Barbie Hitam pertama yang dirancang oleh Kitty Black Perkins.
Dalam kotak Barbie bertuliskan “Dia berkulit hitam dan dia cantik!". Dengan penciptaan boneka tersebut, Mattel membuktikan bahwa Barbie mencintai keberagaman. Cantik bukan hanya memiliki kulit putih.
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR