Bearzi adalah ahli zoologi dan presiden organisasi nirlaba Konservasi Biologi Lumba-lumba di Italia, kepada Live Science melalui email.
"Sebagian dari masalahnya mungkin bahwa beberapa manusia cenderung melihat mereka sebagai hewan peliharaan, atau sebagai hewan 'baik'," katanya.
"Terkadang (manusia) mengabaikan risiko yang mungkin terjadi saat berurusan dengan satwa liar," Bearzi menambahkan.
Ia menambahkan bahwa "perilaku kita yang tidak sadar atau terlalu 'ramah' dapat memicu agresi."
Di dunia hewan, lumba-lumba juga dapat menyerang jika mereka merasa bahwa manusia mengganggu. Seperti misalnya berenang di tempat-tempat penting bagi lumba-lumba untuk mencari makan dan tempat aktivitas reproduksi.
Saat manusia mengabaikan sinyal peringatan dari lumba-lumba, saat itulah mungkin lumba-lumba merasa terganggu dan menyerang manusia.
"Untuk perenang manusia, lumba-lumba dapat mengirimkan peringatan akustik dan lainnya yang gagal dideteksi atau ditafsirkan oleh perenang dengan benar," katanya.
"Dengan kata lain, lumba-lumba mungkin pertama-tama memberi tahu perenang untuk 'pergi', dan karena perenang tidak melakukannya, serangan terjadi."
Menurut Bearzi, serangan itu mungkin dipicu oleh satu lumba-lumba dengan kepribadian yang sangat agresif, tetapi mereka mungkin berhati-hati.
Namun demikian, serangan lumba-lumba ini mungkin juga hanya sebuah peringatan lanjutan. Karena jika lumba-lumba benar-benar serius, lumba-lumba bisa dengan mudah membunuh manusia.
"Lumba-lumba hidung botol dewasa dapat dengan mudah membunuh perenang jika (dia) benar-benar berniat melakukannya," jelasnya.
"Serangan-serangan ini tampaknya merupakan peringatan daripada upaya nyata untuk melakukan kerusakan serius."
Source | : | Live Science,NOAA,Asahi Shimbun |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR