Saat budaya dari mitologi Yunani menyebar ke seluruh kerajaan Hellenistik yang luas, ia bercampur dengan tradisi agama lokal, memunculkan dewa hibrida dan ritual keagamaan.
Dewa-dewa Mesir seperti Isis dan Serapis mendapatkan popularitas di Yunani, sedangkan dewa-dewa Yunani seperti Apollo berasimilasi ke dalam panteon lokal.
Di luar evolusi agama, praktik sinkretisme Agama secara politis cerdik.
Misalnya, penguasa negara-negara penerus Hellenistik dari kekaisaran Alexander Agung mampu memperkuat legitimasi mereka di mata penduduk pribumi yang mereka kuasai. Memadukan dewa-dewa Yunani dengan dewa-dewa pribumi adalah salah satu caranya.
Penggabungan begitu banyak elemen agama di Mediterania kuno menyebabkan interaksi kepercayaan dan praktik yang penuh warna.
Seperti yang ditulis oleh arkeolog dan sejarawan Belgia Franz Cumont dalam bukunya yang terkenal, Agama-Agama Oriental dalam Paganisme kekaisaran Romawi. Ada perasaan "kekacauan agama" selama zaman kuno hingga pemerintahan Konstantinus dan doktrin agama monoteistik yang lebih seragam.
Zeus Amon
Zeus Ammon, juga dikenal sebagai Ammon-Zeus, adalah dewa sinkretis di Mesir kuno selama periode Hellenistik. Dewa campuran ini menggabungkan atribut dewa mitologi Yunani Zeus dengan dewa Mesir Amun.
Sinkretisme terjadi karena interaksi dan pengaruh budaya antara peradaban Yunani dan Mesir pada masa pemerintahan Alexander Agung dan penerusnya.
Amun adalah dewa penting dalam panteon Mesir, terkait dengan kerajaan, ciptaan, dan angin. Ibadahnya berpusat di Thebes (sekarang Luxor), dan dia sering digambarkan dengan kepala domba jantan atau mengenakan mahkota dengan bulu yang tinggi.
Di sisi lain, Zeus adalah raja para dewa mitologi Yunani, yang diasosiasikan dengan guntur, langit, dan kedaulatan.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR