Nationalgeographic.co.id - Di masanya, Kekaisaran Mongol merupakan kekaisaran hebat yang terus memperluas wilayahnya. Mereka menebar teror demi menaklukkan wilayah Asia dan Eropa. Pasukannya meninggalkan jejak kehancuran di belakang mereka. Meski demikian, mereka menjadi pelopor inovasi dalam sejarah dunia.
Setelah pasukannya menghancurkan lawan, para pemimpin Mongol berusaha menghidupkan kembali perdagangan. Mereka membangun kembali industri untuk menciptakan kemakmuran. Seperti begitu banyak penakluk, mereka menarik pajak. “Kekaisaran Mongol berusaha meraih tujuan akhirnya: pemerintahan atas semua peradaban manusia,” tulis Nicholas Morton di laman History.
Untuk tujuan ini, bangsa Mongol berusaha keras untuk merekrut perajin dan pedagang terampil yang bermanfaat bagi kekaisaran. Mereka membawa para ahli dari mana saja. Beberapa, termasuk Marco Polo, memasuki Kekaisaran Mongol secara sukarela. Para ahli menawarkan jasa mereka sebagai penerjemah, diplomat, atau pedagang.
Dalam usahanya untuk memerintah peradaban manusia, Kekaisaran Mongol juga menjadi pelopor inovasi dalam sejarah dunia.
Kekaisaran Mongol mendirikan pusat penelitian, membuka jalan bagi kemajuan ilmu pengetahuan
Para pemimpin bangsa Mongol menganggap intelektual dan cendekiawan sebagai aset penting. Para ahli direkrut demi kemajuan Kekaisaran Mongol.
Pada tahun 1260-an, Hulegu, komandan Mongol dan cucu Genghis Khan, mendirikan pusat penelitian bagi para pemikir di seluruh Eurasia. Hulegu ingin para intelektual ini menggunakan bakatnya dalam pengabdiannya. Sang komandan juga berharap mereka mau mengabdikan diri untuk mempelajari alkimia, astrologi, dan ilmu lainnya.
Tujuannya tidak semuanya tercapai. Namun dengan mengumpulkan pemikir yang sangat terlatih, dia membuka jalan bagi kemajuan di Kekaisaran Mongol.
Hulagu juga bekerja sama dengan astronom Persia Nasir al-Din al-Tusi untuk membangun Observatorium Maragha. “Di masanya, itu adalah salah satu observatorium tercanggih di dunia saat itu,” ungkap Morton.
Kekaisaran Mongol menyebarkan teknologi senjata
Sementara beberapa teknologi militer bergerak ke arah barat, yang lain menuju ke timur. Selama tahun 1270-an, penguasa Mongol di Timur Dekat mengirim insinyur Muslim yang mampu membangun ketapel pengepungan canggih ke Tiongkok. Ketapel itu digunakan untuk membantu penggulingan terakhir Dinasti Song oleh Kekaisaran Mongol.
Kekaisaran Mongol mempercepat perdagangan dan perluasan penemuan baru
Source | : | History |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR