Nationalgeographic.co.id - Racun telah digunakan untuk membunuh sejak zaman kuno. Mudah tersedia di alam, racun sering kali tidak terdeteksi. “Bahkan kadang, racun sering disalahartikan sebagai serangga gastrointestinal atau alergen,” tulis Becky Little di laman History.
Menurut legenda, Raja Mithridates VI takut jika musuh akan meracuninya. Ia membangun kekebalan dengan menelan beberapa racun dalam dosis kecil dari waktu ke waktu.
Sepanjang sejarah, ada banyak peracunan terkenal, mulai dari Socrates, Rasputin, hingga Slobodan Praljak. Bagaimana kisah mereka?
Socrates (wafat pada 399 Sebelum Masehi)
Pada tahun 399 Sebelum Masehi, pemerintah Athena mengadili filsuf Socrates. Ia dituduh telah merusak kaum muda dan menolak untuk mengakui dewa-dewa negara kota Yunani.
Socrates dinyatakan bersalah dan menerima hukuman mati. Uniknya, dia sendiri yang melakukan pelaksanaan hukuman itu. Catatan kontemporer mengatakan filsuf berusia sekitar 70 tahun itu bunuh diri dengan meminum racun.
Juan Ponce de León (wafat pada 1521)
Pada tahun 1513, penakluk Spanyol Juan Ponce de León memimpin ekspedisi ke tempat yang sekarang disebut Florida. Saat itu ia mungkin sedang mencari mata air yang bisa membuat orang hidup abadi. Usahanya untuk menjajah wilayah untuk Spanyol berakhir ketika penduduk asli Calusa menyerangnya.
Seorang anggota Calusa dilaporkan menembak Ponce de León dengan panah yang dicelupkan ke getah putih susu dari pohon manchineel. Konon getah itu sangat beracun bagi manusia. Sejumlah kecil getah yang dioleskan ke kulit dapat menyebabkan lecet yang menyiksa. Sementara satu gigitan buahnya bisa berakibat fatal.
Penjajah Eropa membawa Ponce de León ke Kuba yang dikuasai Spanyol, di sana dia meninggal karena luka-lukanya.
Charles Francis Hall (wafat pada 1871)
Charles Francis Hall dari Amerika adalah seorang penjelajah Kutub Utara dan komandan gabungan dalam ekspedisi Polaris. Sayangnya, ia tidak berhasil mencapai Kutub Utara.
Pada akhir Oktober 1871, Hall mulai mengeluhkan masalah pencernaan dan masalah kesehatan lainnya. Ia menuduh anggota ekspedisi meracuninya. 2 minggu kemudian, Hall meninggal di kabinnya.
Pada 1960-an, para peneliti melakukan autopsi pada tubuhnya. “Mereka menemukan peningkatan kadar arsenik di bagian rambut dan kuku yang tumbuh selama 2 minggu terakhir hidupnya,” tambah Little. Penemuan itu menunjukkan bahwa kecurigaan Hall benar. Namun, identitas orang yang meracuninya masih menjadi misteri.
Kaisar Tiongkok Guangxu (wafat pada 1908)
Pada tahun 1875, pada usia 4 tahun, Guangxu menjadi Kaisar Tiongkok dari Dinasti Qing. Dinasti Qing adalah dinasti terakhir yang memerintah Kekaisaran Tiongkok.
Kudeta tahun 1898 secara efektif menggulingkannya dari kekuasaan dan menempatkannya di bawah tahanan rumah. Di sana, Guangxu menghabiskan sisa hidupnya.
Guangxu meninggal pada tahun 1908 pada usia 37 tahun, satu dekade setelah menjalani tahanan rumah. Ada kecurigaan ia meninggal karena peracunan. Akan tetapi catatan kekaisaran menunjukkan dia meninggal karena sebab alami.
Baru pada tahun 2008, seabad setelah kematian Guangxu, para peneliti modern mengungkapkan bahwa rumor itu benar. Pemeriksaan tubuhnya menunjukkan bahwa tubuhnya mengandung arsenik tingkat sangat tinggi. Seperti kematian Hall, siapa yang meracuninya pun tetap menjadi misteri.
Grigori Rasputin (wafat pada 1916)
Grigori Rasputin ‘dukun’ Rusia yang kontroversial mendapatkan ketenaran abadi bukan hanya karena peracunan terhadap dirinya. Ia justru selamat dari peracunan.
Sebagai petani buta huruf yang dikenal karena perilakunya yang tidak bermoral, Rasputin menjalin hubungan dekat dengan Tsar Nicholas II dan keluarganya. Tsar Nicholas II adalah kaisar terakhir yang memerintah Rusia sebelum Revolusi Rusia 1917.
Pada bulan Desember 1916, Pangeran Felix Yusupov dan rekan-rekannya bersekongkol untuk membunuh Rasputin. Mereka menyajikan makanan dan minuman yang dicampur dengan potasium sianida.
Ketika racun tampaknya tidak melumpuhkan Rasputin, Yusupov dan komplotannya menembak dan menenggelamkan dukun itu. Kisah Yusupov tentang peristiwa tersebut justru membuat Rasputin menjadi sosok legendaris. Kejadian itu memicu beberapa teori tentang bagaimana Rasputin bisa selamat dari keracunan.
Stepan Bandera (meninggal 1959)
Seorang militan nasionalis Ukraina terkemuka, Stepan Bandera, dipenjara pada tahun 1930-an. Konon, ia dijerat hukuman penjara karena keterlibatannya dalam pembunuhan seorang pejabat Polandia.
Dibebaskan pada tahun 1939 setelah Jerman menginvasi Polandia, Bandera bersekutu dengan Nazi. Mereka sama-sama menentang Uni Soviet.
Bandera meninggal di Jerman Barat pada tahun 1959. Awalnya, polisi di Munich menduga dia bunuh diri dengan sianida. Lalu agen KGB Bohdan Stashynsky membelot ke Jerman Barat 2 tahun kemudian. Saat itu, ia mengaku membunuh Bandera dengan menembakkan gas sianida ke wajah Bandera dengan pistol udara.
Slobodan Praljak (wafat pada 2017)
Pada November 2017, mantan komandan militer Kroasia Bosnia Slobodan Praljak menghadap pengadilan PBB di Den Haag. Ia mengajukan banding atas hukuman penjara 20 tahun atas kejahatan perang.
Saat hakim menguatkan hukumannya, Praljak menyatakan bahwa dia bukan penjahat perang. Kemudian ia pun dengan cepat meminum sesuatu dari botol kecil. Praljak mengumumkan ke ruang sidang yang terkejut bahwa dia baru saja menelan racun.
Praljak meninggal beberapa jam kemudian di sebuah rumah sakit. “Video saat ia meminum racun itu disiarkan langsung di situs web pengadilan,” Little menambahkan. Rekaman bunuh diri Praljak menyebar secara daring.
Penyelidikan mengungkapkan dia telah meracuni dirinya sendiri dengan potasium sianida. Kejaksaan Penuntut Umum Den Haag tidak pernah menentukan bagaimana Praljak memperoleh racun tersebut. Padahal saat itu ia sedang ditahan di Unit Penahanan PBB.
Sejak zaman kuno hingga modern, racun dipilih sebagai alat untuk membunuh, baik diri sendiri atau lawan yang tidak disukai.
Source | : | History |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR