"Rebon seketika ditumbuk dan dijadikan sebagai terasi untuk penyedap makanan," tambah Sobana dan tim. Pembuatan terasi yang melezatkan makanan akhirnya mulai tersebar beritanya ke daerah lainnya.
Alhasil, orang-orang yang mendengar berita temuan terasi yang lezat membuat pemukiman Tegal Alang-Alang—pemukiman yang baru dibuka dan menjadi tempat tinggal Abdullah Imam—menjadi ramai pendatang yang penasaran dengan terasi.
Setelah banyaknya pendatang yang memutuskan untuk bermukim sebagai pembuat dan penjual terasi, Tegal Alang-Alang dikenal sebagai Sarumban yang kemudian dikenal luas dengan istilah Caruban.
Adapun perkembangan pengolahan udang kecil menjadi terasi juga melatarbelakangi perubahan nama dari Caruban menjadi Cirebon. Penamaan itu berdasar pada Ci (air) dan Rebon (udang kecil).
Bahkan sampai hari ini, masyarakat Cirebon masih memegang identitas kultur dan budaya sebagai masyarakat pesisir yang bersifat keras dan terbuka, namun memiliki rasa kekeluargaan yang erat terhadap sesama.
Artikel ini adalah bagian dari sinergi inisiatif Lestari KG Media #SayaPilihBumi #SisirPesisir dengan media National Geographic Indonesia, Initisari, Infokomputer, dan GridOto.
Source | : | jurnal Psikologika,jurnal Sabda |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR