Pada tanggal 1 Oktober 1581, Oda Nobunaga memimpin sekitar 40.000 prajurit dalam sebuah serangan ke provinsi Iga. Lokasi ini telah dijaga ketat oleh sekitar 4.000 ninja dan prajurit Iga lainnya.
Pasukan besar Nobunaga menyerang dari arah barat, timur, dan utara, dalam lima barisan terpisah. Sebuah pil pahit harus ditelan oleh Iga, pasalnya banyak ninja Koga yang ikut bertempur di pihak Nobunaga.
“Pasukan ninja Iga menempati benteng di puncak bukit, dikelilingi oleh dinding tanah, dan mereka mempertahankannya dengan mati-matian.,” jelas Kallie.
Namun, karena kalah jumlah, para ninja menyerahkan benteng mereka. Pasukan Nobunaga melakukan pembantaian terhadap penduduk Iga, meskipun ada ratusan yang berhasil melarikan diri. Benteng pertahanan ninja di Iga hancur.
Setelah itu, klan Oda dan para ahli di kemudian hari menyebut serangkaian peristiwa ini sebagai "Pemberontakan Iga" atau Iga No Run.
Berbagai upaya Nobunaga telah mengantarkan perdamaian Kekaisaran Jepang selama 250 tahun di bawah Keshogunan Tokugawa.
Para ninja yang selamat dari pertempuran, menyebar di seluruh Kekaisaran Jepang dengan membawa teknik serta pengetahuan tempur mereka. Namun, era perdamaian yang berlangsung selama berabad-abad membuat keterampilan ninja menjadi usang.
Meskipun demikian, Ninja Koga masih berperan dalam beberapa pertempuran di kemudian hari. Mereka terlibat dalam Pertempuran Sekigahara pada tahun 1600, dan Pengepungan Osaka pada tahun 1614.
“Aksi terakhir yang diketahui menggunakan ninja Koga adalah Pemberontakan Shimabara pada tahun 1637-38, di mana mata-mata ninja membantu Shogun Tokugawa Iemitsu dalam menumpas para pemberontak Kristen,” jelas Kallie.
Source | : | thought.co |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR