Nationalgeographic.co.id—Dalam mitologi Yunani, cuaca diyakini merupakan sesuatu yang istimewa dan di bawah kekuasaan dewa-dewa. Orang Yunani kuno meyakini dan mengaitkan cuaca dengan Anemoi, empat dewa angin dalam mitologi Yunani.
Anemoi adalah sebutan untuk empat dewa dalam mitologi Yunani. Keempat dewa itu adalah Boreas, Zephyrus, Notus, dan Eurus.
Masing-masing dewa itu dianggap berasal dari arah mata angin berdasarkan arah angin bertiup dan menjadi simbol empat musim.
Boreas adalah dewa Yunani angin Utara, yang sangat dingin, dan oleh karena itu ia dikaitkan dengan musim dingin. Boreas dianggap membawa musim dingin, dia digambarkan sangat kuat dengan temperamen yang sangat keras.
Seringkali, Boreas digambarkan sebagai lelaki tua bersayap dengan rambut panjang dan janggut. Boreas adalah dewa yang pertama dari Anemoi. Ia sering digambarkan memegang cangkang keong dan mengenakan jubah panjang.
Yang kedua dari Anemoi adalah Zephyrus. Zephyrus adalah dewa angin barat, yang merupakan angin paling lembut. Ia dipercaya sebagai pembawa musim semi.
Menurut mitologi Yunani, Zephyrus tinggal di sebuah gua di Thrace atau Trakia di Yunani utara. Trakia adalah wilayah geografis dan historis di Eropa Tenggara.
Wilayah tersebut dibatasi oleh Pegunungan Balkan di utara, Laut Aegea di selatan, dan Laut Hitam di Timur.
Dewa angin Yunani Anemoi seringkali dikaitkan dengan banyak bidadari. Mereka dikenal memiliki banyak istri menurut mitologi Yunani.
Zephyrus memiliki banyak istri dalam berbagai versi mitologi Yunani. Yang paling terkenal adalah hubungannya dengan Chloris, bidadari yang diasosiasikan dengan musim semi, bunga, dan pertumbuhan baru.
Namanya mengacu pada warna hijau-kuning muda. Dalam mitologi Yunani, Chloris berarti kuning kehijauan, hijau pucat, pucat atau segar. Chloris adalah bidadari/dewi yang terkait dengan musim semi yang diyakini telah tinggal di Elysian Fields.
Elysian Fields yang juga disebut Elysium, adalah tempat peristirahatan terakhir dari jiwa-jiwa yang heroik dan berbudi luhur dalam agama dan mitologi Yunani.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR