Upaya sebelumnya untuk memperkuat pantai telah melibatkan tanggul laut beton dan skema penanaman kembali bakau.
Namun tembot laut yang berat tenggelam ke dalam lumpur lunak, dan airnya terlalu dalam bergolak untuk anakan bakau.
Kali ini masyarakat pesisir di Demak menemukan solusi yang lebih alami. Penduduk desa dan kontraktor telah membangun sekitar 3,4 km struktur penenang gelombang di perairan dangkal sepanjang 20 km dari pantai.
Alih-alih menghanyutkan tanah yang berharga, pasang surut menyimpan sebagian muatan sedimennya, menciptakan kondisi yang baik bagi mangrove untuk tumbuh kembali.
“Ketika hutan mangrove direhabilitasi dan dalam kondisi baik, keseimbangan ekosistem memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat,” kata Apri Susanto Astra, koordinator program di Wetlands International Indonesia.
“Hutan mangrove yang baik akan menjadi habitat biota laut, termasuk ikan dan udang.”
Para petani juga setuju untuk membiarkan bakau tumbuh di sebagian lahan mereka, setelah mengetahui bahwa mangrove tidak hanya melindungi dari erosi tetapi juga memperbaiki kondisi tambak mereka.
Hampir 300 petani telah dididik dalam teknik berkelanjutan seperti produksi dan penggunaan pupuk organik yang telah meningkatkan pendapatan mereka.
Artikel ini adalah bagian dari sinergi inisiatif Lestari KG Media bersama Saya Pilih Bumi, Sisir Pesisir dengan media National Geographic Indonesia, Initisari, Infokomputer, dan GridOto.
Source | : | UN Enviroment Programme |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR