Namun, kebangkitan Dinasti Kushite menandai perubahan dramatis dalam hubungan militer antara Kush dan Mesir.
Penguasa Kushite, dimulai dengan Piye, memulai kampanye untuk menaklukkan Mesir, dimotivasi oleh kombinasi ambisi politik dan ideologi agama.
Strategi militer yang digunakan oleh orang Kush sangat canggih, menggunakan perang pengepungan dan taktik psikologis.
Penaklukan Mesir yang sukses oleh Kushite adalah prestasi luar biasa yang melambangkan puncak kecakapan militer Kushite.
Invasi Asiria ke Mesir dan hilangnya kendali selanjutnya oleh orang Kush menandai titik balik lain dalam keterlibatan militer mereka.
Orang Kush terpaksa mundur, dan ibu kota dipindahkan ke Meroë. Peristiwa ini menandai periode stabilitas relatif, dengan lebih sedikit konflik militer langsung antara Kush dan Mesir.
Kemunduran dan Kejatuhan Kush
Penurunan Kush dimulai pada abad ke-4 Masehi, ditandai dengan serangkaian faktor yang saling berhubungan.
Perselisihan suksesi melemahkan otoritas pusat kerajaan. Tekanan eksternal, seperti munculnya kekuatan baru di wilayah seperti Kerajaan Aksum, semakin menantang dominasi Kush.
Pergeseran ekonomi, termasuk perubahan jalur perdagangan dan penipisan sumber daya alam, juga berkontribusi terhadap penurunan tersebut.
Jatuhnya Kush bukanlah keruntuhan yang tiba-tiba, melainkan proses bertahap yang berlangsung selama berabad-abad.
Kerajaan yang dulunya perkasa yang memerintah sebagai Firaun Mesir dan membangun piramida monumental di Meroë perlahan surut. Namun, penurunan Kush tidak menghapus pengaruhnya terhadap sejarah.
Pengaruh Kush di sejarah Mesir kuno dan wilayah yang lebih luas merupakan bukti signifikansi historisnya. Interaksi politik, ekonomi, budaya, dan militer antara Kush dan Mesir meninggalkan jejak sejarah.
Source | : | History,Ancient Origins |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR