Hesiod mengeklaim bahwa ras umat manusia ini pergi ke Elysium. Elysium adalah tempat yang hanya dikunjungi oleh para bangsawan dan pahlawan setelah mereka mati.
Zaman Besi
Di Zaman Besi, umat manusia harus melakukan kerja keras untuk bertahan hidup. Mereka hidup di masa penderitaan besar. Penderitaan membuat manusia melupakan para dewa. Kontrak sosial, seperti hubungan suci antara manusia, pun diabaikan.
Zaman ini merupakan masa di mana Hesion hidup. Ia melukiskan gambaran yang sangat pesimistis tentang zamannya saat ini. Menurutnya, tidak ada pertolongan melawan kejahatan. Para dewa tidak akan datang membantu umat manusia jika mereka hancur. Hal ini mirip dengan gambaran penyair Yunani yang membayangkan akhir dunia.
Zaman Manusia menurut Ovid
Deskripsi Hesiod tentang sejarah dan perkembangan umat manusia sangat berpengaruh pada zaman kuno. Penyair Romawi Ovid kemudian menafsirkan kembali Lima Zaman Manusia, namun menguranginya menjadi empat. Ovid tidak memasukkan Zaman Pahlawan dalam karyanya Metamorphoses.
Sama seperti Hesiod, Ovid menganggap Zaman Emas sebagai puncak umat manusia, di mana perdamaian dan keadilan tersebar luas. Di Zaman Emas, manusia tidak berperang tetapi hanya mengurus tanah.
Di Zaman Perak, Zeus menciptakan musim dan umat manusia berkembang menjadi lebih kompleks. Pengetahuan pertanian berkembang dan manusia mulai belajar tentang seni dan arsitektur.
Sama seperti karya Hesiod, manusia pada Zaman Perunggu suka berperang dan terus-menerus terlibat dalam pertempuran satu sama lain. Berbeda dengan karya Yunani sebelumnya, manusia di masa ini masih mengabdi pada dewa.
Di Zaman Besi, ketika manusia menguasai banyak seni dan metode eksplorasi, manusia kehilangan nilai-nilai moral inti, seperti kejujuran dan kesetiaan.
Lima Zaman Manusia adalah sebuah perjalanan panjang yang mengalami kemunduran terus-menerus. “Menelusuri kehidupan manusia yang turun dari keadaan primitif yang tidak bersalah menuju kejahatan,” tulis N.S. Gill di laman ThoughtCo.
Beberapa pakar telah mencatat bahwa Hesiod menyatukan hal-hal mistis dan realistik. Ia menciptakan kisah campuran berdasarkan kisah kuno yang dapat dijadikan referensi dan pembelajaran.
Source | : | ThoughtCo.,Greek Reporter |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR