Nationalgeographic.co.id - Feminisme bukanlah produk dari zaman modern. Di era Kekaisaran Romawi, ada ibu dan anak yang memberikan dampak luar biasa di masyarakat. Semua itu terjadi berkat pikiran cemerlang serta kemandirian mereka. Mereka adalah Faustina tua dan Faustina muda
Kedua ibu dan anak ini sama-sama memiliki suami yang berkuasa di Kekaisaran Romawi. Saat suami mereka memerintah sebagai kaisar, keduanya mengubah dunia yang mereka kenal menjadi dunia yang lebih baik. Selain itu, ketenaran abadi yang mereka peroleh menempatkan keduanya di jajaran dewi Romawi.
“Menjadi permaisuri di Kekaisaran Romawi bukanlah tugas yang mudah,” tulis Natalia Klimczak di laman Ancient Origins. Terlepas dari tekanan untuk memberikan ahli waris, istri penguasa harus berjuang melawan bahaya yang tak terhitung jumlahnya.
Namun mereka berhasil membuktikan bahwa selain berbahaya, perannya sebagai permaisuri Kekaisaran Romawi juga sebuah anugerah. Berkat peran itu, dua Faustina ini bisa membawa banyak manfaat bagi masyarakat di Kekaisaran Romawi.
Abad ke-2 M merupakan salah satu masa kejayaan dalam sejarah Kekaisaran Romawi. Pemerintahan Antoninus Pius dan Marcus Aurelius memengaruhi masa depan dunia. Dua orang paling penting dalam hidup mereka adalah wanita yang dikenal dengan nama yang sama—Faustina. Kedua wanita luar biasa ini menciptakan pusat intelijen dan diskusi terbuka yang berdampak pada seluruh Kekaisaran Romawi.
Faustina I, dewi kebijaksanaan di Kekaisaran Romawi
Annia Galeria Faustina, dikenal sebagai Faustina the Elder (atau Faustina I), lahir pada tanggal 16 Februari 100 Masehi. Ia adalah putri Konsul dan prefek Marcus Annius Verus. Sedangkan ibunya adalah wanita bangsawan Rupilia Faustina. Keluarganya memiliki hubungan keluarga dengan kaisar terkenal Trajan.
Faustina menerima pendidikan yang baik. Kelak, pendidikan yang diperolehnya itu menjadikannya lebih dari sekadar inkubator bagi anak-anak Kekaisaran Romawi. Kecerdasannya menjadikannya gairah, hasrat, dan daya tarik suaminya, Antoninus Pius. Pasangan ini menikah sekitar tahun 110 Masehi.
Faustina dikenal sebagai permaisuri yang murah hati; hatinya selalu terbuka kepada orang miskin. Dia menciptakan sistem untuk mensponsori pendidikan anak-anak Romawi yang orang tuanya tidak mampu membiayainya. Permaisuri Kekaisaran Romawi itu terutama tertarik untuk mendukung pendidikan anak perempuan.
Karena itu, Faustina mendapat dukungan besar dari para wanita. Ia dipandang sebagai dewi kebijaksanaan dan tokoh yang menentang “perbudakan perkawinan” di Kekaisaran Romawi.
Ketika Faustina meninggal pada tahun 140, Antoninus patah hati. Catatan terkait kematiannya menunjukkan cinta sejati yang menghubungkan kedua orang ini.
Faustina dan Antoninus mempunyai empat orang anak. Sayangnya, kebanyakan dari mereka meninggal dalam usia muda. Dua putranya, Marcus Aurelius Fulvius Antoninus dan Marcus Galerius Aurelius Antoninus meninggal sebelum tahun 138. Selain itu, putri Aurelia Fadilla meninggal pada tahun 135. Satu-satunya putri yang selamat kemudian menikah dengan sepupunya, Marcus Aurelius. Dia segera mengikuti jejak ibunya.
Faustina Muda, permaisuri yang ketenarannya Abadi seperti Roma
Annia Galeria Faustina Minor dikenal sebagai Faustina the Younger atau Faustina II. Ia dibesarkan di istana orang tuanya. Ibunya mengajarinya untuk berani dan banyak membaca. Keterampilan politik dan intelektualnya unik.
“Ia menikah dengan Marcus Aurelius, yang kemudian menjadi kaisar dan filsuf terkenal, pada bulan April atau Mei 145,” tambah Klimczak. Tampaknya kedua orang ini sangat cocok satu sama lain. Keduanya secara intelektual siap menghadapi kehidupan yang penuh tuntutan dan mampu mewujudkan visi luar biasa bagi Kekaisaran Romawi.
Faustina muda adalah teman sang suami dalam analisis filosofis dan selama serangan militer. Dia mengikuti suaminya ke banyak wilayah kekaisaran. Alih-alih dianggap beban, keberaniannya memberinya rasa hormat yang sangat besar dari para prajurit. Tampaknya dia mempunyai dampak yang luar biasa pada kekuatan pelindung kaisar.
Faustina adalah pelayan suaminya yang paling setia. Di sisi lain, ia juga seorang perempuan yang cukup kuat untuk membela kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di Kekaisaran Romawi.
Faustina Muda memengaruhi pemerintahan Aurelius dengan ketertarikannya pada nasib orang miskin dan perempuan. Dia menyuarakan pendapatnya. Selain sebagai politikus dan permaisuri yang aktif, ia menggunakan keahliannya sebagai istri teladan.
Faustina muda melahirkan 13 anak, termasuk Lucilla dan Commodus yang terkenal. Jumlah anak yang dimilikinya membuatnya sangat dihormati di Kekaisaran Romawi, tetapi hal itu tidak mengurangi semangat intelektualnya. Dia melanjutkan misi luar biasa ibunya.
Kesibukannya terhenti oleh kematian saat Faustina berusia sekitar 45 tahun. Mirip dengan Antoninus, mental Aurelius runtuh setelah kematian sang istri.
Mengenang dua Faustina dari Kekaisaran Romawi
Dua Faustina menjadi bagian dari kejayaan masa lalu Kekaisaran Romawi. Mereka adalah istri teladan, tetapi juga memberikan pengaruh luar biasa di lingkungan suami mereka.
Pemahaman mereka terhadap kebutuhan perempuan mengubah kehidupan perempuan Romawi. Pikiran cemerlang keduanya membuat mereka dihormati sebagai dewi setelah kematian.
Pada zaman kuno, wanita suka memiliki koin yang bergambar Faustina dan mereka memperlakukannya seperti jimat. Kedua Faustina diyakini dapat memberi mereka kebahagiaan, kekayaan, dan keberuntungan. Banyak orang yang masih menganggap kedua Faustina ini dengan penghargaan yang pantas mereka dapatkan.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR