Nationalgeographic.co.id—Baru-baru ini kebakaran hebat melanda hutan di lereng bukit Teletubies Bromo, beruntung tak merenggut satu pun korban jiwa. Peristiwa yang lebih mencekam pernah terjadi di belahan dunia lain di rentang waktu yang cukup lawas.
Sejarah kebakaran hebat ini pernah tercatat pada tahun 1949 di Hutan Nasional Helena, negara bagian Montana. Laura Hayden pernah menulisnya kepada Forest History Society dalam artikel berjudul "Mann Gulch Fire, 1949" yang diterbitkan pada 15 Februari 2017.
"Kebakaran hebat dimulai ketika petir menyambar sisi selatan Mann Gulch, sebuah ngarai sepanjang lebih dari 8 km yang memotong serangkaian tebing setinggi 365 m," tulis Laura Hayden.
Mann Gulch adalah nama populer untuk mengenang tragedi ini, kebakaran itu juga terjadi di kawasan Mann Gulch, salah satu lembah dan jurang di bagian Hutan Nasional Helena, di Montana, Amerika Serikat.
Laura mengisahkan bahwa kebakaran itu diketahui pertama kali oleh mahasiswa yang magang sebagai penjaga hutan bernama James O. Harrison, sekitar tengah hari pada tanggal 5 Agustus 1949. Harrison, seorang mahasiswa di Montana State University.
Menurutnya, faktor-faktor yang menyebabkan tragedi bersejarah itu ialah sambaran petir yang didukung dengan kekeringan di Mann Gulch, membuat api menyala-nyala. Daerah pegunungan juga mendorong tersebarnya api menuju lereng.
"Belum lagi, lereng utara Mann Gulch sebagian besar adalah rumput liar setinggi lutut, bahan bakar yang sangat mudah membuat kobaran semakin membesar," tulis Maclean dalam bukunya.
Saat dilaporkan pada 5 Agustus 1949, suhu panas di Mann Gulch mencapai 36 derajat celsius. Smokejumper diutus untuk memadamkan kebakaran hebat itu sebelum melahap habis hutan di sana.
Terhitung, ada 15 smokejumper diterjunkan dari helikopter dengan 1 pemimpin kru ke bibir jurang untuk upaya memadamkan kobaran api agar tidak meluas.
Setelah para kru smokejumper mulai dekat dengan kejaran api, Wagner Dodge (pemimpin kru pemadam) menginstruksikan untuk menjauh dari kobaran.
"Para kru berusaha untuk menuruni jurang dengan tali-tali mereka. Namun, hal yang tak diduga malah terjadi sebaliknya," lanjutnya. Alih-alih menjauh dari dalam jurang, sebuah lemparan api yang meledak-ledak melompat ke bibir jurang.
Saat para kru sedang berusaha naik ke bibir jurang, api semakin mendekat. Dodge meminta anggotanya untuk melepas tas dan alat berat yang mereka bawa, sehingga meringankan tubuh mereka untuk naik kembali dan berlari.
Begitu juga dengan Dodge dengan ide gilanya, ia dengan cepat membakar semak di sekelilingnya. Menurutnya, itu jadi cara jitu agar api tak menyambar dirinya. Sayang, instruksinya tak digubris oleh para anggota kru.
Dalam buku Adam Grant berjudul Think Again: The Power of Knowing What You Don't Know (2021), disebutkan bahwa seluruh kru malah berlari ke ujung puncak gunung dengan kepanikan. Mereka tidak berpikir untuk bergabung bersama Dodge dan ide gilanya itu.
Terbukti, sesaat api menghampiri Dodge, ia bertiarap sambil menutup hidungnya dengan sapu tangan yang dibasahi agar tetap bisa bernafas. Api dan kepulan panas begitu saja melewatinya tanpa membakar tubuhnya, malahan terus mengejar para kru sampai ke puncak.
Seluruh kru berlari dan dua kru smokejumper—Bob Sallee dan Walter Rumsey, berlari paling cepat ke dataran tinggi yang aman dari jangkauan api. Nahas, beberapa kru yang tertinggal di belakang, mati-matian menyelamatkan diri dari kejaran si jago merah.
Tertulis dalam buku Normann Maclean, pada pukul 17.56 waktu Montana, semua kru yang tertinggal, tersambar dan dilalap habis. Sejarah kebakaran raksasa ini telah merenggut belasan kru pemadam yang dikenal dengan smokejumper.
"Jam di tangan Harrison (penjaga hutan) menunjukkan pukul 17.56 dan membeku sampai hari ini, menandakan kobaran api yang sangat panas telah membekukan arlojinya," sambung Maclean. Sang mahasiswa magang penjaga hutan juga turut tewas dengan tragis.
Dalam sejarah kebakaran ini, tercatat sekitar tiga belas petugas pemadam kebakaran tewas, dengan sebelas tewas dalam kebakaran itu sendiri dan dua yang menderita luka bakar yang fatal dan akhirnya dinyatakan tewas.
Hanya tiga dari enam belas yang selamat. Kisah ini kemudian diabadikan oleh Normann Maclean dalam bukunya, begitu juga menandai lahirnya lagu daerah berjudul Cold Missouri Waters yang terinspirasi dari Young Men and Fire (1992).
"Adapun tiga belas salib didirikan untuk menandai lokasi di mana tiga belas petugas pemadam kebakaran yang tewas saat memadamkan api Mann Gulch jatuh," pungkas Laura Hayden.
Source | : | Forest History Society |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR