Nationalgeographic.co.id—Socrates adalah seorang filsuf Yunani kuno yang berpengaruh terhadap filsafat dalam sejarah dunia. Namanya dikenal hampir semua orang.
Akhir hidup Socrates ditandai dengan tragedi. Meskipun dijatuhi hukuman mati oleh kota yang ia cintai, di saat-saat terakhirnya, Socrates tetap setia pada keyakinan dan filosofinya.
Menghadapi pengorbanan terakhir, dia mengambil nasibnya sendiri. Setelah kematiannya, Socrates meninggalkan warisan luar biasa dan abadi yang terus menginspirasi dan menantang para pemikir sepanjang zaman bahkan hingga saat ini.
Detail seputar akhir hidupnya yang terlalu dini masih membuat banyak orang terpesona. Bagaimana tepatnya Socrates meninggal? Apakah adil untuk mengatakan bahwa dia bunuh diri? Kematian Socrates tetap menjadi pengingat yang menyedihkan akan kekuatan pemikiran dan keberanian untuk mempertahankan keyakinan seseorang.
Pengadilan Socrates
Dalam sejarah filsafat dan politik, hanya sedikit peristiwa yang memiliki bobot dan pengaruh sebesar Pengadilan dramatis Socrates pada tahun 399 SM.
Pengadilan Socrates adalah puncak dari serangkaian peristiwa penting yang panjang dan berliku di Athena pada saat itu. Setelah kekalahan dan penghinaan mereka di tangan Spartan, demokrasi Athena mengalami masa yang penuh gejolak. Selama masa ini, negara ini diperintah oleh Tiga Puluh Tiran, sekelompok elit yang dibentuk oleh Spartan.
Banyak pria – khususnya Critias dan Charmides – adalah rekan dekat dan rekan Socrates. Para 'tiran' dengan cepat digulingkan dan demokrasi dipulihkan. Namun, penduduk Athena didorong oleh haus darah untuk membalas dendam.
Socrates adalah teman dekat seorang pria bernama Alcibiades. Dia adalah seorang jenderal Athena yang memimpin pasukan Athena menuju bencana dalam invasi pulau Sisilia, sebelum membelot ke saingannya Spartan.
Di atas kertas, persidangan Socrates adalah akibat dari tuduhan Meletus atas kerusakan moral dan ketidaksopanannya, yang berasal dari kegagalannya mengakui para dewa, serta tuduhan merusak generasi muda. Hal ini juga merupakan upaya untuk menyingkirkan semua pihak yang terkait dengan bekas oligarki dan musuh-musuh pemerintahan demokratis lainnya di negara kota tersebut.
Perlu juga dicatat bahwa bahkan sebelum peristiwa ini, Socrates tidak disukai oleh banyak orang. Pasalnya, ia memiliki kebiasaan sering mengkritik warga Athena.
Penyelidikannya terhadap pertanyaan-pertanyaan politik-filosofis dengan murid-muridnya terbukti menjadi tantangan terakhir. Meskipun pembelaannya dan kurangnya bukti nyata, dia dihukum atas kedua tuduhan tersebut.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR