Berkat gagasan dan karya cemerlangnya, Alhazen mengilhami sejumlah ilmuwan kenamaan, seperti Roger Bacon, René Descartes, Leonardo da Vinci, Christian Huygens, Johannes Kepler dan banyak ilmuwan lainnya.
Kebesarannya, membuat namanya diabadikan. W.R Birt menulis kajiannya tentang kawah-kawah yang ada di bulan, dalam jurnal Astronomical Register, berjudul The Lunar Crater Alhazen yang dipublikasi pada 1867.
Kecintaannya pada dunia astronomi, membuat namanya diabadikan pada salah satu tumbukan kawah yang ada di Bulan. Kawah tersebut berada tepat di selatan-tenggara kawah Hansen, dan di barat Mare Crisium. Sejatinya, ia adalah saintis yang memukau dunia.
Menariknya, selain diabadikan di bulan dan benda antariksa lainnya, nama Alhazen beserta figur dirinya, juga terpampang dalam uang kertas 10.000 dinar Irak yang diterbitkan pada tahun 2003, dan uang kertas 10 dinar, pada 1982.
Ketangkasannya menciptakan temuan-temuan hebat sains, membuatnya dirujuk oleh ilmuwan di generasi-generasi selanjutnya. Namun, mengapa Ibnu al-Haytham disebut dengan panggilan Alhazen?
Bermula dari tulisan memukaunya yang diterbitkan ke dalam tujuh volume tentang optik, berjudul Kitab al-Manazir, yang dianggap oleh banyak orang sebagai kontribusi terpenting Ibn al-Haytham.
Kitab al-Manazir dianggap sebagai karya paling fenomenal dalam sejarah perkembangan sains dunia. Sebelumnya, karya Ptolemy berjudul Almagest, adalah kitab yang paling banyak dirujuk tentang perkembangan awal di bidang optik.
Mustafa Nazif menulis dalam bukunya berjudul Al-Hasan Bin Al-Haytham V.2: his optical researches and discoveries (1942), menyebut bahwa kitab ini hampir menyamai popularitas karya Ptolemy.
Melihat pengaruhnya yang pesat dalam dunia Islam, orang-orang Barat berupaya untuk menerjemahkan kitabnya yang ditulis dalam bahasa Arab. Diterjemahkannya ke dalam bahasa Latin menjadi Opticae thesaurus Alhazeni pada tahun 1270.
Nama Alhazeni dalam penerjemahan ini, membuat Ibn al-Haytham mulai dikenal dengan sebutan Alhazen. Penyebutan Alhazen ini ditengarai dari nama depan Ibn al-Haytham, al-Hasan dari nama lengkapnya, Abu Ali al-Hasan bin al-Haytham.
Banyak jasanya yang dikenang oleh dunia Barat tentang al-Hasan atau Alhazen. Perpustakaan-perpusatakaan di Eropa juga menyimpan salinan karyanya yang fenomenal untuk mengabadikan namanya dalam sejarah perkembangan sains dunia.
Ibnu Haytham yang menginspirasi dunia keilmuan barat, wafat di Qahirah tahun 1039 pada umur 74 tahun. Meski dunia telah kehilangan jasadnya, pemikirannya masih terus bertahan, bahkan berkembang dari masa ke masa.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Al-Hasan Bin Al-Haytham V.2 (1942) |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR