Selama beberapa generasi
Dengan hilangnya Pelops dan Tantalus, kisah keluarga ini beralih ke generasi ketiga yang terjebak dalam kutukan.
Pelops mempunyai dua orang putra yaitu Atreus dan Thyestes. Keduanya, seperti ayah dan kakek mereka, sangat jahat.
Karena tidak ingin berbagi kerajaan, mereka membunuh saudara tirinya. Kejahatan itu terungkap dan mereka diasingkan.
Orang Yunani percaya bahwa membunuh anggota keluarga adalah salah satu kejahatan terburuk yang mungkin terjadi.
Memperumit tragedi tersebut dan merasa malu atas perbuatan mereka, ibu mereka gantung diri. Kutukan keluarga Atreus berlanjut.
Atreus dan Thyestes masing-masing menikah, tapi Thyestes memulai hubungan rahasia dengan istri Atreus. Ketika Atreus mengetahuinya, dia membalas dendam dengan membunuh putra-putra Thyestes.
Ia kemudian memberikan mereka kepada ayah mereka yang tidak mengetahuinya. Thyestes kembali diasingkan.
Pada titik ini, Thyestes meminta nasihat peramal. Dia diberitahu untuk menghamili putrinya sendiri dan anak laki-laki yang dihasilkannya akan tumbuh untuk membunuh Atreus.
Thyestes mengikuti nasihat sang peramal, sehingga menambah daftar kejahatan keluarga yang hampir tidak pernah terpikirkan dan benar-benar mengerikan.
Putra dari hubungan sedarah itu sekarang menjadi generasi keempat. Mereka tumbuh untuk menggenapi ramalan mengerikan itu. Siklus ini ditakdirkan untuk terus berlanjut.
Atreus telah menjadi ayah dari dua putra sebelum dia dibunuh, bernama Agamemnon dan Menelaus. Mereka memainkan peran penting dalam Perang Troya.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR