Di sekeliling Tonatiuh terdapat empat kotak yang mewakili empat era atau "matahari" sebelumnya, yang masing-masing dikaitkan dengan dewa berbeda dan bentuk kehancuran berbeda.
Cincin berikutnya berisi tanda 20 hari Tonalpohualli, masing-masing dengan simbol uniknya sendiri. Termasuk hewan seperti jaguar dan elang, elemen alam seperti air dan angin, dan konsep yang lebih abstrak seperti kematian dan pergerakan.
Setiap tanda hari dikaitkan dengan dewa tertentu dan memiliki karakteristik dan maknanya sendiri. Di luar tanda-tanda hari, ada dua ular api yang mengelilingi batu, ekornya di bawah dan tubuhnya menjulang di kedua sisi hingga bertemu di atas.
Ular-ular ini mewakili waktu dan siklus alam semesta. Di antara keduanya, di bagian atas batu, terdapat tanggal, "13 Reed", yang diyakini sebagai tanggal penobatan kaisar Aztec Moctezuma II.
Perhitungan Astronomi yang Tersembunyi dalam Kalender
Siklus kalender rumit dan sistem yang saling terkait memerlukan tingkat presisi matematis yang tinggi dan pengetahuan mendetail tentang pergerakan benda langit.
Tonalpohualli atau kalender 260 hari, diperkirakan didasarkan pada siklus Venus. Angka 260 juga memiliki banyak faktor, menjadikannya angka serbaguna untuk sistem kalender yang perlu diselaraskan dengan siklus lainnya.
Interaksi antara tanda 20 hari dan 13 angka dalam Tonalpohualli menciptakan siklus 260 hari yang unik, menunjukkan penggunaan prinsip matematika yang canggih.
Xiuhpohualli atau kalender matahari 365 hari, mencerminkan pengamatan akurat suku Aztec terhadap tahun matahari. Kalender ini digunakan untuk tujuan praktis seperti pertanian, menunjukkan pemahaman suku Aztec tentang musim dan kemampuan mereka menerapkan pengetahuan astronomi dalam kehidupan sehari-hari.
Kalender Aztec adalah contoh luar biasa dari integrasi matematika dan astronomi dalam budaya kuno. Hal ini menunjukkan kemampuan suku Aztec untuk mengamati dan memahami alam, dan menerapkan pengetahuan ini dengan cara yang praktis dan bermakna.
Apa yang Terjadi Jika Kalender Berakhir?
Berakhirnya Putaran Kalender adalah masa yang sangat mengkhawatirkan bagi suku Aztec, karena diyakini bahwa dunia akan berakhir dengan selesainya siklus tersebut.
Berakhirnya Putaran Kalender dipandang sebagai waktu potensial untuk peristiwa akhir dunia berikutnya. Untuk mencegah hal tersebut, maka diadakan upacara Api Baru pada setiap selesainya Putaran Kalender. Selama upacara ini, semua api di wilayah Aztec dipadamkan, melambangkan berakhirnya dunia lama.
Api baru kemudian dinyalakan di dada orang yang dikorbankan. Hal ini melambangkan lahirnya dunia baru untuk siklus 52 tahun berikutnya.
Bagi suku Aztec, akhir Putaran Kalender bukanlah ramalan kiamat, melainkan masa pembaruan dan kelahiran kembali, sebuah bukti kepercayaan mereka terhadap sifat siklus waktu dan kosmos.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR