Selain itu, karena para donatur bisa disebut dalam layanan doa, mereka mungkin juga berharap mendapatkan kehidupan yang lebih baik di dunia ini.
Para Kesatria Templar juga menginvestasikan uang mereka untuk membeli properti yang menghasilkan pendapatan. Sehingga muncullah perintah untuk memiliki lahan pertanian, kebun anggur, pabrik, gereja, kota atau apa pun yang mereka anggap sebagai investasi yang baik.
Peningkatan lain pada kas ordo ini adalah rampasan dan tanah baru yang diperoleh sebagai hasil dari perang yang sukses. Sementara upeti juga dapat diambil dari kota-kota yang ditaklukkan, tanah yang dikuasai kastil Templar, dan negara-negara saingan yang lebih lemah di Levant.
Pada akhirnya, ordo tersebut mampu mendirikan pusat-pusat tambahan di sebagian besar negara bagian Eropa Barat, yang menjadi sumber pendapatan penting dan rekrutmen baru.
Uang mungkin mengalir dari seluruh penjuru Eropa, namun ada juga biaya besar yang harus dipenuhi. Memelihara para kesatria, pengawalnya, kuda-kudanya (kesatria sering kali masing-masing memiliki empat kuda), dan baju besi serta peralatan semuanya menguras keuangan para Templar.
Ada pajak yang harus dibayarkan kepada negara, sumbangan kepada Kepausan, dan terkadang persepuluhan kepada gereja, serta pembayaran yang harus diberikan kepada pejabat setempat.
Sementara melakukan misa dan pelayanan lainnya juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sementara para Kesatria Templar juga memiliki tujuan amal dan diharapkan membantu orang miskin.
Sepersepuluh dari roti yang dihasilkan, misalnya, dibagikan kepada yang membutuhkan sebagai sumbangan. Terakhir, bencana militer mengakibatkan kerugian baik manusia maupun harta benda dalam jumlah yang sangat besar.
Catatan pasti mengenai keberadaan para Kesatria Templar tidak diketahui, namun kemungkinan besar ordo tersebut tidak pernah sekaya yang diperkirakan semua orang.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR