Secara umum wanita di kehidupan Kekaisaran Bizantium sebagian besar memang diharapkan untuk mengurus rumah tangga dan membesarkan anak-anak. Terutama wanita yang berada di kalangan kelas atas.
Sementara mereka yang harus bekerja untuk mencari nafkah melakukan hal tersebut di sebagian besar industri pada masa itu, mulai dari manufaktur hingga perhotelan.
Meskipun mereka minoritas, beberapa perempuan berhasil mengatasi keterbatasan yang dibebankan pada mereka oleh budaya yang didominasi laki-laki.
Segelintir wanita di kehidupan sosial Kekaisaran Bizantium ada yang menjadi pengusaha, penulis, filsuf, dan bahkan permaisuri yang sangat sukses yang memerintah sebagai wali raja atau dengan hak mereka sendiri.
Tokoh-tokoh tersebut antara lain permaisuri Theodora, Irene dan Zoë, penulis biografi Anna Komnene, Hypatia sang filsuf, dan Kassia sang penyair.
Namun demikian, meskipun dapat memiliki properti, mereka tidak dapat memegang jabatan publik. Mereka menghabiskan waktu luang mereka menenun, berbelanja, pergi ke gereja atau membaca (meskipun mereka tidak memiliki pendidikan formal).
Janda menjadi penjaga anak. Mereka bisa menjaga anak mereka sendiri atau bisa mewarisi anak dari saudara. Banyak wanita bekerja, seperti pria, di bidang pertanian dan berbagai industri manufaktur dan layanan makanan.
Wanita dapat memiliki tanah dan bisnis mereka sendiri, dan beberapa akan meningkatkan posisi sosial mereka melalui pernikahan. Profesi yang paling tidak dihormati, seperti di tempat lain adalah pelacur dan aktris.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR