Ini adalah gambar ikonik kewanitaan Bizantium yang telah mewarnai cara pandang permaisuri dan wanita bangsawan pada masa itu sejak dibuat.
Irene adalah satu-satunya penguasa Bizantium perempuan yang menyandang gelar laki-laki basileus atau “kaisar” (sebagai lawan permaisuri).
Istri Leo IV (memerintah 775-780 M), ketika ia meninggal, Irene mengambil peran sebagai wali untuk putranya Konstantinus VI dari tahun 780 hingga 790 M.
Dari tahun 797 hingga 802 M ia memerintah sebagai kaisar dengan haknya sendiri, dan menjadi wanita pertama yang melakukannya dalam sejarah Bizantium.
Pemerintahannya yang bermasalah, rencana jahatnya untuk mempertahankan tahtanya dan penyiksaan terhadap putranya yang terkenal kejam, telah menyebabkan dia mendapatkan reputasi yang paling gelap.
Wanita Bizantium lain yang terkenal adalah Zoe, putri Constantine VIII (berkuasa 1025-1028 M), yang tidak memiliki anak laki-laki. Sehingga ia menjadi permaisuri pada tahun 1028 M, berkuasa hingga tahun 1050 M dengan singkat menjadi sesama penguasa dengan saudari perempuannya Theodora pada tahun 1042 M.
Zoë mempunyai andil dalam suksesi lima kaisar yang berbeda, tiga di antaranya adalah suaminya. Kemudian ada juga beberapa penulis wanita Bizantium terkenal yang menulis himne, syair, dan biografi orang-orang kudus.
Akan tetapi tidak ada yang lebih terkenal daripada Anna Komnene, yang menulis Alexiad tentang kehidupan dan pemerintahan ayahnya Alexios Komnenos (memerintah 1081-1118 M).
Terakhir, ada juga Kassia sang penyair. Ia hidup pada abad ke-9 M, ia tidak terpilih dalam pameran permainsuri untuk kaisar Theophilos (memerintah 829-842 M) meskipun ia sangat cantik dan setelah itu pensiun ke biara.
Di sana dia menulis puisi religius dan musik pengiringnya, beberapa di antaranya masih digunakan dalam kebaktian gereja Kristen Ortodoks hingga saat ini.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR