Nationalgeographic.co.id—Dongeng hewan dan kisah ajaib adalah cerita rakyat yang paling terkenal dalam sejarab Abad Pertengahan. Masyarakat Abad Pertengahan sangat menyukai kedua tema tersebut, selain sebagai hiburan tapi juga aspek budaya.
Seperti diketahui, bentuk mendasar dari semua cerita rakyat adalah pengalaman bersama. Tidak peduli bagaimana mereka dikategorikan dan didefinisikan.
Cerita rakyat bergema sepanjang waktu karena temanya bersifat universal. Namun harus diingat, bahwa “cerita rakyat” tidak hanya berlaku pada dongeng, tetapi juga pada aspek budaya apa pun yang disebarkan secara lisan.
Dongeng hewan
Dongeng hewan paling terkenal dalam sejarah Abad Pertengahan adalah dongeng atau Fabel Aesop. Dongeng hewan, atau kisah tentang hewan yang berperilaku seperti manusia lebih dikenal dengan sebutan fabel.
Fabel Aesop sudah menjadi hiburan populer sebelum dikumpulkan dan diterbitkan oleh William Caxton pada tahun 1484. Kemudian ada banyak juga fabel Aesop paling populer dikerjakan ulang oleh pendongeng Eropa dalam sejarah abad pertengahan.
Diantaranya adalah kisah tentang anjing setia yang tidak akan mengkhianati tuannya. Dongeng tersebut digubah dalam cerita yang dikenal dengan judul Sultan Tua atau Old Sultan (ATU 101), yang dikumpulkan oleh Grimm Bersaudara pada tahun 1812.
Anjing Sultan tua mendengar tuannya memberi tahu istrinya bagaimana dia berencana membunuh anjing itu keesokan harinya. Anjing tersebut diusulkan untuk dibunuh karena dianggap tidak berguna lagi.
Sultan mengembara ke hutan di mana dia bertemu temannya si serigala dan menjelaskan masalahnya.
Serigala mengusulkan rencana di mana dia akan datang dan merebut bayi pasangan itu dan Sultan akan menyelamatkannya.
Rencananya berjalan sempurna dan Sultan terselamatkan. Tuannya bersumpah dia bisa tinggal di sana dengan nyaman selamanya.
Beberapa hari kemudian, serigala datang dan memberi tahu Sultan bahwa dia akan mengambil seekor domba liar atau lebih. Anjing itu seharusnya tidak menolaknya.
Akan tetapi, Sultan menolak dan melindungi kepentingan tuannya. Serigala kesal dan menantang anjing tersebut berkelahi untuk melunasi utangnya. Namun demikian, pada akhirnya serigala menyadari bahwa apa yang dilakukan Sultan adalah benar.
Pesan moral dari cerita ini adalah nilai integritas pribadi yang ditonjolkan oleh kesetiaan anjing. Kemudian rasa tidak berterima kasih petani, dan hutang budi anjing kepada serigala.
Meski sang peternak mungkin tidak layak menerima kesetiaan anjingnya, Sultan Tua tetap setia bahkan sampai menolak permintaan teman yang membantunya.
Kisah ajaib
Kisah ajaib dikategorikan sebagai kisah yang selalu memiliki unsur supernatural dalam plotnya. Dalam bahasa Jerman, bahasa para ahli cerita rakyat utama abad ke-19, mereka dikenal sebagai Zaubermarchen (“kisah ajaib”).
Sebagaimana telah disebutkan, banyak cerita rakyat dalam sejarah Abad Pertengahan yang dapat dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori cerita rakyat.
Banyak pula cerita rakyat dalam sejarah Abad Pertengahan yang mengandalkan karakter atau peristiwa supernatural agar dapat menjadi menarik.
Namun, dongeng memang membutuhkan hal-hal gaib. Biasanya dalam bentuk jimat, hewan atau benda yang ajaib, atau roh – agar dapat menjadi cerita yang menarik.
Dalam Kisah Religius, beberapa tokoh ketuhanan lainnya mungkin muncul. Akan tetapi, ceritanya dapat berjalan dengan baik tanpa keajaiban. Kisah-kisah dalam kategori ajaib, selalu muncul pertemuan supernatural sangat penting dalam plotnya.
Contohnya adalah kisah White Snake atau Ular Putih (ATU 673), di mana seorang hamba raja yang tampan dan setia memakan sepotong kecil seekor ular putih kecil. Ia kemudian dapat memahami bahasa binatang tersebut.
Hadiah baru ini berguna sepanjang sisa cerita di mana dia menemukan cincin ratu. Ia kemudian mampu menikahi seorang putri cantik karena dia bisa memahami binatang.
Dalam membantu berbagai hewan ketika dia mendengar mereka mengeluh tentang situasi mereka, dia mendapatkan teman-teman yang datang membantunya sepanjang cerita.
Dongeng sering kali berfokus pada seorang pahlawan muda. Baik dari kalangan atas maupun kalangan bawah. Pahlawan itu harus berjuang untuk (atau menyelamatkan) seorang putri atau gadis bangsawan.
Sebaliknya, mereka menampilkan wanita muda sebagai karakter utama yang harus diselamatkan. Contoh yang terkenal adalah Cinderella dan Sleeping Beauty atau Putri Tidur.
Versi paling awal dari kisah-kisah ini seringkali jauh lebih gelap dibandingkan versi “standar” yang paling dikenal saat ini.
Di dalam kisah Cinderella, misalnya, saudara tirinya memotong sebagian kaki mereka untuk dimasukkan ke dalam sepatu kaca. Sementara dalam satu versi, kemudian dikutuk untuk menari sampai mati.
Di dalam kisah Putri Tidur atau Sleeping Beauty, sang pahlawan wanita dibunuh oleh seorang raja yang kemudian meninggalkannya untuk kembali kepada ratunya.
Pada akhirnya, ratu mencoba membunuh anak kembar Beauty untuk memberi makan jenazah mereka kepada suaminya yang gila. Bagaimanapun juga, plot ini dimanipulasi, pasangan yang ada dalam cerita menikah dan hidup bersama bahagia setelahnya.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR