Penulis selanjutnya biasanya hanya menyebut yang terakhir sebagai putra mereka, yang, ketika ia mencapai usia dewasa, diutus oleh Circe untuk mencari ayahnya.
Dalam salah satu kisahnya, Telegonus melukai Odysseus dengan tombak beracun dalam pertarungan. Mengetahui bahwa dia adalah pembunuh ayahnya, dia dan Penelope membawa mayat tersebut ke pulau Circe, dan kemudian mereka berdua berjalan bersama ke Pulau Yang Diberkati.
Dalam versi mitos yang berbeda, Odysseus dan istrinya Penelope memiliki seorang putra bernama Telemakus. Ia mendengar ramalan bahwa ia akan dibunuh oleh putranya sendiri.
Setelah mengetahui ramalan itu, Odysseus kemudian mengasingkan putranya Telemakus untuk mencegah kematiannya sendiri. Dia tidak tahu bahwa dia mempunyai putra lain, Telegonus, yang kemudian membunuhnya.
Dalam epik Argonauticas dari abad ke-3 SM, Apolonio de Rodas menceritakan bahwa Circe memurnikan para Argonaut dengan kematian Apsyrtus, yang mungkin mencerminkan tradisi kuno.
Dalam syair ini, hewan-hewan yang mengelilinginya bukanlah kekasihnya, melainkan binatang primitif. Circe juga jatuh cinta pada Pico, seorang peramal terkenal dari Italia kuno.
Seperti dikisahkan, Pico lebih menyukai Pomona, dewi Romawi buah-buahan dan kebun. Kemudian ketika penyihir itu mengetahui hal ini, dia mengubahnya menjadi seekor burung pelatuk, namun tetap mempertahankan kekuatan meramal yang dimilikinya sebagai manusia.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR