Nationalgeographic.co.id—Sebuah Fakta mengungkap bahwa dalam hidupnya, kaisar terbesar Kekaisaran Mongol, Jenghis Khan mengumpulkan banyak istri dan anak perempuan musuh yang ia taklukkan untuk mewarisi jutaan keturunannya di dunia.
"Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2003, mengungkapkan bahwa sekitar 38 juta orang, atau 1 dari 200 populasi dunia, merupakan keturunannya," tulis Khalid Elhassan kepada History Collection.
Ia menulisnya dalam artikel berjudul 40 Awe-Inspiring Facts About Genghis Khan and the Mongol Empire yang diterbitkan pada 3 Februari 2019. Fakta-fakta ini melengkapi kisah sang pemimpin terbesar Kekaisaran Mongol.
Jenghis Khan, seperti bangsa Mongol lainnya, lahir dan besar di Stepa Eurasia—sebuah wilayah dataran yang membentang dari Manchuria di timur, hingga Hongaria dan Kroasia di barat.
Ia dilahirkan dari seorang kepala suku kecil Mongol. Ketika Jenghis Khan berusia sembilan tahun, ayahnya dibunuh, dan musuh sukunya kemudian membuang istri dan lima anaknya untuk mengurus diri mereka sendiri di padang rumput Stepa yang keras.
Stepa Eurasia merupakan sebuah negeri yang keras dengan musim panas yang terik dan musim dingin yang ekstrem. Membuang ia dan anak-anaknya ke Stepa sama seperti hukuman mati. Menariknya, ibu Jenghis Khan adalah orang yang luar biasa.
Ibu Jenghis Khan berhasil membesarkan kelima anaknya itu. Akan tetapi, meski berhasil menjaga sebagian besar anak-anaknya untuk tetap hidup, keluarga Jenghis Khan mengalami kemiskinan yang sangat parah.
Lantas, "keadaan menjadi sangat buruk, sehingga Temujin membunuh seorang kakak laki-lakinya karena menolak berbagi ikan," imbuh Khalid.
Kehidupan Stepa yang Keras
Meski Stepa dikenal keras dan mematikan, beruntungnya, masih ada penghidupan bagi orang-orang yang hidup di Stepa lewat padang rumputnya yang melimpah, yang memungkinkan peternakan dalam jumlah besar.
Alhasil, wilayah tersebut menjadi tempat tinggal yang dihuni selama ribuan tahun oleh suku-suku nomaden. Orang-orang inilah yang mengembara bersama ternaknya dari satu padang rumput ke padang rumput lainnya.
Para pengembara sering berdagang dengan tetangga mereka di tanah pemukiman di sekitar Stepa, tetapi kapan pun jika ada kesempatan, bisa jadi mereka akan bisa saling menyerang tetangga mereka.
Selama ribuan tahun, para pengembara di kawasan ini kerap kali keluar meninggalkan tanah air mereka yang luas, untuk menyerang, menjarah, atau meneror wilayah yang lebih beradab dan sejahtera di wilayah sekitar mereka.
Secara tidak langsung, dari lingkungan yang tidak aman inilah, Jenghis Khan tumbuh. Ia terbentuk dari kewaspadaan dan rasa kemandirian untuk dapat hidup melindungi dirinya dari serangan orang asing.
Hidup yang keras telah menempanya hingga Jenghis Khan tampil sebagai pemimpin bagi bangsa Mongol maupun Kekaisaran Mongol yang luas dan kuat.
Seperti halnya pengembara Stepa lainnya, bangsa Mongol mempunyai beberapa keunggulan yang memberi mereka keunggulan dibandingkan tetangga mereka yang menetap. Yang paling utama adalah mobilitas mereka: kaum nomaden tumbuh bersama, dan sering kali bergerak dengan kuda mereka.
Karena terbiasa hidup berpindah-pindah, para pengembara jarang terikat pada lokasi tertentu yang pertahanannya mengharuskan mereka untuk berdiri dan melawan.
Setelah melakukan penyerbuan ke wilayah pemukiman, para pengembara sering kali dapat pergi dengan membawa barang rampasan mereka sebelum pihak berwenang yang lebih beradab dapat memberikan tanggapan.
Menyatukan dan Membangun Kekaisaran Mongol
Jenghis Khan dan bangsa Mongolnya bukanlah suku Stepa pertama yang menakuti dunia beradab. Pada abad ke-7 SM. Sebelum mereka, bangsa Skit—para pengembara berbahasa Iran yang mendiami Stepa antara Tiongkok dan Carpathia—mulai menyerang wilayah pemukiman di Timur Tengah.
Pada tahun 612 SM, bangsa Skit memainkan peran penting dalam menghancurkan Kekaisaran Asyur, memusnahkan selamanya sebuah negara yang telah ada selama lebih dari satu milenium, dan yang telah mendominasi Timur Tengah selama berabad-abad.
Setelahnya, bangsa Mongol mulai tumbuh. Namun, sebelum kelahiran Jenghis Khan, bangsa Mongol adalah suku yang tidak dikenal, suku barbar yang berkeliaran di Stepa yang keras di utara Tiongkok.
Saat tidak melawan suku tetangga, klan dan faksi Mongol berperang satu sama lain, seperti yang telah mereka lakukan selama berabad-abad. Kemudian mereka dipersatukan di bawah seorang pemimpin yang kharismatik dan cakap bernama Temujin.
Setelah menyatukan bangsa Mongol, Temujin mulai menaklukkan dan menyerap suku-suku tetangga, dan beberapa daerah vassal. Ia kemudian membentuk mereka menjadi satu peradaban besar yang dikenal dengan Kekaisaran Mongol.
Setelah berhasil membangun Kekaisaran Mongol, Temujin kemudian mengambil gelar Jenghis Khan, atau yang berarti Penguasa Universal. Perlahan tapi pasti, ia bergegas untuk menaklukkan dunia.
Source | : | History Collection |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR