Meskipun tradisi romantis kemudian mencirikan persatuan mereka sebagai pernikahan tanpa cinta demi kenyamanan, tidak ada bukti yang mendukung klaim ini. Aethelred meninggal pada tahun 911 M tanpa ahli waris laki-laki dan Aethelflaed menjadi penguasa tunggal dengan gelar “Lady of the Mercians”.
Dalam Asser's Life of King Alfred (ditulis sekitar tahun 893 M), penulis sejarah abad pertengahan menjelaskan panjang lebar mengenai kebiasaan di Wessex yang tidak mengizinkan seorang wanita duduk sebagai ratu di samping raja. Hal itu karena mantan ratu yang menyalahgunakan kekuasaan dan posisinya.
Namun di Mercia, jabatan ratu telah lama dihormati meskipun sebelumnya tidak ada wanita yang pernah memerintah kerajaan sendirian. Merupakan penghargaan bagi Aethelflaed karena tidak ada catatan mengenai tantangan apa pun terhadap suksesinya.
Saudara laki-lakinya Edward mengambil atau menerima London dan wilayah sekitarnya darinya tak lama setelah kematian Aethelred. Transaksi ini telah ditafsirkan oleh beberapa sejarawan kemudian sebagai penandatanganan kesepakatan di mana Edward mengakui keabsahan pemerintahan Aethelflaed.
Edward dan Aethelflaed kemudian bekerja sama untuk memperluas kekuasaan di kedua wilayah mereka dan menggabungkan keduanya untuk membangun jaringan pertahanan yang lebih erat.
Dua abad kemudian, para sejarawan menulis tentang Aethelflaed sebagai penguasa yang hebat, jauh lebih hebat daripada Edward atau bahkan Alfred yang Agung.
Mereka mengakui pengaruhnya terhadap pangeran yang menjadi raja terhebat di zamannya. Sejarawan yang sama, terutama William dari Malmsbury, juga mengakui pentingnya Aethelflaed sebagai seorang wanita yang secara efektif memerintah kerajaannya selama masa krisis.
Ia meninggalkan warisan yang berkesan bagi rakyatnya. Bukan hanya melalui pengaruhnya pada keponakannya, tetapi terutama melalui pencapaiannya sendiri.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR