Bentuk aneh makhluk aneh ini dianggap sebagai keturunan Typhon, monster dengan 100 kepala bernapas api yang mengeluarkan semua suara di dunia hewan.
Kemudian Echidna, monster setengah ular, setengah wanita yang juga melahirkan Cerberus, anjing berkepala tiga yang menjaga gerbang Hades.
Dalam versi alternatif, terutama dalam Iliad karya Homer, Chimera dibesarkan oleh Amisodarus. Bellerophon dapat menggunakan kuda bersayapnya Pegasus dan dia berhasil terbang di atas Chimera.
Ia berulang kali menembakkan panah ke punggung monster itu dengan busurnya. Chimera yang melemah akhirnya terbunuh ketika Bellerophon menempelkan segumpal timah di ujung tombaknya dan menusukkannya ke mulut monster itu.
Nafas membara makhluk itu melelehkan timah yang kemudian mengalir ke tenggorokannya dan memadat di organ vitalnya.
Chimera dalam mitologi Yunani
Ada kemungkinan bahwa mitos Bellerophon didasarkan pada suatu realitas sejarah. Lereng Gunung Olympus di Lycia hingga saat ini masih terbakar oleh nyala api yang berasal dari curahan gas alam (yanar dalam bahasa Turki).
Lebih jauh lagi, ada kemungkinan bahwa seorang pemburu setempat memang membunuh seekor singa dan ular yang mengganggu, sehingga memunculkan legenda pahlawan pembunuh di mana hewan-hewan tersebut digabungkan menjadi satu.
Robin Lane Fox juga mencatat bahwa akar kata api dalam bahasa Semit adalah chmr. Apakah makhluk api ini menjadi Chimera?
Teori alternatifnya adalah bahwa Chimera melambangkan dewi kuno yang melambangkan Tahun Suci yang dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing dengan simbolnya sendiri: singa untuk musim semi, kambing untuk musim panas, dan ular untuk musim dingin.
Bellerophon, mewakili orang-orang Yunani, mungkin juga melambangkan penaklukan historis masyarakat Caria kuno, yang menyembah dewi bulan yang simbol kalendernya adalah Chimera.
Terakhir, penjinakan Pegasus oleh Bellerophon mungkin mencerminkan aspek lain dari cerita yang sama, karena kuda adalah simbol dewi bulan ini.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR