“Gabungan dengan strategi pemasaran cerdik yang merasuk dalam masyarakat membawa rokok ke berbagai aspek kehidupan sehari-hari, membentuk norma sosial, dan menjadikannya komoditas global,” kata Hardy.
Rokok juga termasuk dalam ransum militer selama Perang Dunia, tak sengaja menjadi sarana distribusi dan globalisasi yang masif.
Industri tembakau, hasil dari kecerdasan komersial, mengarahkan promosi mereka ke beragam lapisan masyarakat.
Berbagai industri raksasa, menggunakan pengaruhnya untuk menganggap merokok sebagai kebiasaan yang lazim bagi semua jenis kelamin, kelas sosial, dan usia.
Sejarah Rokok di Asia dan Indonesia
Tembakau mulai masuk ke Asia pada abad ke-16, berkat para pelaut Spanyol yang singgah di Filipina. Mereka membawa tembakau dari Meksiko, dan menanamnya di Filipina.
Tembakau kemudian menyebar ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, melalui perdagangan dan kolonialisme. Tembakau juga masuk ke Asia Timur, seperti Cina, Jepang, dan Korea, melalui jalur sutra atau kapal dagang.
Tembakau di Asia biasanya dihisap dengan pipa, digulung dengan kertas, atau menggulungnya dengan daun jagung (rokok klobot).
Rokok di Indonesia memiliki sejarah dan budaya yang kaya. Rokok pertama kali diperkenalkan oleh pedagang Belanda pada abad ke-17, yang membawa tembakau dari Eropa.
Rokok pada awalnya dianggap sebagai barang mewah dan hanya dikonsumsi oleh kaum bangsawan dan pejabat kolonial.
Namun, seiring berjalannya waktu, rokok mulai menyebar ke berbagai lapisan masyarakat. Hal ini terjadi, terutama setelah Belanda memaksakan tanam paksa tembakau di Indonesia pada abad ke-19.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR