Nationalgeographic.co.id—Dewa-dewi mengagumkan dalam mitologi Yunani, dikaitkan dengan hewan tertentu yang dianggap sebagai perwujudan suci dari berbagai dewa. Melalui karakteristik unik mereka, makhluk-makhluk tersebut mencerminkan kekuatan ilahi para dewa ini.
Banyak legenda yang menceritakan tentang dewa-dewa yang bermetamorfosis menjadi hewan. Hal ini semakin mengukuhkan hubungan antara dunia dewa dan dunia hewan. Seiring berjalannya waktu, hewan-hewan tertentu menjadi terkait dengan dewa-dewi Yunani tertentu.
Mitologi Yunani: Hewan-hewan Suci Zeus
Dalam jajaran dewa-dewi Yunani, Zeus, bapak para dewa dan penguasa langit, memiliki kekuatan dan pengaruh yang tak tertandingi.
Dalam beberapa kisah, memiliki kemampuan luar biasa untuk berubah bentuk menjadi berbagai hewan. Biasanya keterampilan ini sering digunakannya untuk mengejar kasih sayang manusia.
“Bentuk hewan yang disukai oleh Zeus adalah elang dan banteng, masing-masing mencerminkan sisi-sisi yang berbeda dari persona ilahinya,” jelas Maria Rybachuk, pada laman Greek Reporter.
Banyak gambaran Zeus menampilkan seekor elang berbulu emas yang megah yang dikenal sebagai Aetos Dios, bertindak sebagai utusan pribadinya dan teman di samping takhtanya.
Salah satu kisah legendaris, menceritakan bagaimana Zeus berubah menjadi seekor elang dan menculik Ganymede yang cantik.
Pria yang sangat cantik ini, sebagaimana yang digambarkan Homer, berasal dari Kota Troy. Dia "adalah yang tercantik yang dilahirkan dari ras manusia, dan oleh karena itu para dewa menangkapnya … " kata Homer dalam “Iliad”.
“Karena tertarik dengan kecantikan Ganymede,” Maria menjelaskan, “Zeus berubah menjadi seekor elang dan menangkap pemuda itu, lalu membawanya ke Gunung Olympus untuk berperan sebagai pembawa piala dewa.”
Hewan lain yang diasosiasikan dengan Zeus adalah banteng. Banteng mewakili keberingasan dan kekuatan, sebuah manifestasi dari kekuatan Zeus.
Mitos yang paling terkenal menyatakan bahwa Zeus jatuh cinta pada Europa, seorang putri dari Tirus. Ia ingin membawanya pergi untuk tinggal bersamanya.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR