Berkat memoarnya dan dokumen lain dari masa itu, kita bisa mendapatkan gambaran yang jelas tentang kehidupan sehari-hari di St Helena bagi kaisar yang diasingkan itu.
Napoleon adalah orang yang bangun terlambat, sarapan pada pukul 10 pagi sebelum menyiapkan diri di ruang kerja. Meskipun ia memiliki izin untuk bepergian dengan bebas ke seluruh pulau jika ditemani oleh seorang perwira, ia jarang menggunakan kesempatan itu.
Sebaliknya, ia mendiktekan memoarnya kepada sekretarisnya, membaca dengan tekun, mengambil pelajaran untuk belajar bahasa Inggris, dan bermain kartu.
“Napoleon telah mengembangkan sejumlah versi solitaire dan, pada bulan-bulan terakhir hidupnya, mulai membaca koran harian dalam bahasa Inggris,” kata Gregory.
Napoleon makan dengan baik, memiliki perpustakaan yang besar, dan menerima korespondensi dari luar negeri secara teratur.
Meskipun memiliki kehidupan yang jauh lebih baik daripada tahanan biasa pada saat itu, Napoleon hidup dalam tekanan. Kurangnya komunikasi dengan istrinya dan tidak mendengar kabar putranya, membuatnya tersiksa.
Napoleon tidak berhubungan baik dengan Sir Hudson Lowe, gubernur pulau tersebut. Permusuhan ini berubah menjadi pahit ketika Lowe memerintahkan sekretaris Bonaparte ditangkap dan diusir karena kejahatan yang tidak diketahui.
Lowe juga memecat dua dokter pertama Bonaparte. Hal ini karena mereka merekomendasikan agar rumah yang berangin dan kurangnya fasilitas medis modern diperbaiki demi kesehatan Napoleon.
Pada tanggal 5 Mei 1821, Napoleon meninggal dengan tenang di Longwood House di pulau Saint Helena. Ia meninggal di usia 51 tahun setelah terbaring di tempat tidur selama beberapa hari.
Napoleon dianggap telah menjalani hidup yang panjang dan relatif sehat untuk seorang pria yang terpapar banyak pertempuran, penyakit, dan stres.
“Harapan hidup pada masa itu umumnya 30 hingga 40 tahun,” jelas Gregory. “Buonaparte telah terluka dalam pertempuran pada tahun 1793, terkena peluru di kakinya, dan, sebagai seorang anak, kemungkinan telah terpapar arsenik dalam jumlah besar.”
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR