Nationalgeographic.co.id—Danau Lindu berada di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah dan masuk dalam kawasan Cagar Biosfer Lore Lindu. Danau ini berada di ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut. Kini danau dan kawasan penyangganya menjadi potensi dan kekayaan alam yang penting bagi masyarakat setempat.
Selain pemenuhan kebutuhan masyarakat di kawasan Danau Lindu, air Danau Lindu juga berfungsi sebagai pasokan air untuk kebutuhan pertanian dan budidaya perikanan air tawar di wilayah dataran Kabupaten Sigi dan sebagian Kota Palu.
Namun, kondisi Danau Lindu saat ini mengalami beberapa kondisi yang tidak baik-baik saja. Hal ini terlihat dari ikan mujair khas Lindu yang semakin mengecil ukurannya, suhu di kawasan Danau Lindu yang semakin memanas, pencemaran air danau akibat aktivitas pertanian yang menggunakan herbisida, dan polusi.
Mengingat begitu pentingnya peranan Danau Lindu bagi masyarakat Sulawesi Tengah, terutama Kabupaten Sigi dan Palu, maka keseimbangan danau perlu dijaga secara bersama-sama.
Festival Danau Lindu (FDL) menjadi pintu masuk untuk titik awal pemulihan keseimbangan Danau Lindu dengan kolaborasi dari seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah daerah.
Festival tersebut mengusung tema Warisan Alam dan Warisan Budaya untuk Menuju Warisan Dunia dan selama tiga hari pada 23-25 November 2023 dengan menyajikan program-program yang menarik.
“Festival Danau Lindu Tahun 2023 merupakan salah satu bentuk upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi dalam melestarikan budaya serta pemulihan keseimbangan ekologis di kawasan Cagar Biosfer Lore Lindu melalui pendekatan pariwisata berwawasan lingkungan, budaya dan kearifan lokal,” ujar Bupati Sigi Mohamad Irwan, S.Sos, M.Si.
Program-program Festival Danau Lindu
Libu Bete, forum musyawarah adat untuk membahas tentang problematika ekologi yang terjadi di kawasan Danau Lindu
N’tesa Mombine, forum perempuan yang disajikan untuk menceritakan kepemimpinan perempuan di Tanah Kaili,
Pertunjukan seni, budaya, dan tradisi dengan karya-karya yang memiliki benang merah dari tema utama festival
Dawai Swara, panggung ekspresi untuk pertunjukan musik modern dan tradisional dengan format akustik.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR