Sarissa dibawa dengan kedua tangan dan dipegang empat perlima bagian dari batangnya. Panjangnya yang ekstrem memungkinkan sarissa dapat menjadi pelindung tubuh yang ringan bagi para prajurit infanteri. Selain itu, setiap prajurit juga membawa perisai pelte kecil yang diikatkan di lengan kirinya.
Seperti apa formasi pasukan Makedonia dan bagaimana cara kerjanya?
Pasukan Philip kemudian dilatih untuk bertempur dalam formasi besar dan padat yang disebut phalanx. Formasi ini biasanya berbentuk delapan baris secara horizontal dan enam belas baris secara vertikal.
“Selama bagian belakang dan sayapnya terlindungi, formasi ini sangat kuat baik sebagai senjata defensif maupun ofensif,” kata Hughes.
Namun, Hughes menambahkan, sebenarnya “kunci dari kekuatan barisan Makedonia sebenarnya adalah profesionalisme para prajurit Makedonia.”
Philip memastikan bahwa pasukannya yang baru direformasi ini tak boleh lengah dalam pelatihan. Mereka juga secara teratur menjalani latihan pawai jarak jauh, sambil membawa tas berat yang berisi barang-barang pribadi mereka.
Berkat pelatihan rutin ini, pengenalan Philip terhadap barisan Makedonia mengubah infanteri yang lemah menjadi pasukan yang paling kuat dan berdisiplin tinggi pada zaman itu. Hal Ini adalah sesuatu yang segera diketahui oleh musuh-musuhnya.
Dari bangsa Illyria yang tangguh di barat, hingga negara-negara kota Yunani di selatan, tidak ada yang bisa menandingi infanteri Philip. Selama sisi-sisi sayap dan belakangnya terlindungi, barisan Makedonia terbukti tak terbendung.
Pada saat Philip dibunuh secara tak terduga pada tahun 336 SM, pasukan Makedonia telah mengukuhkan diri mereka sebagai kekuatan militer yang dominan di daratan Yunani. Putra dan penerus Filipos, Alexander, dengan demikian mewarisi pasukan infanteri terbesar pada masa itu.
Bagi Alexander, pasukan Makedonia akan menjadi inti dari pasukan di seluruh penaklukannya. Pasukan Makedonia adalah jantung kesuksesan Alexander.
Bahkan, Hughes menjelaskan, Alexander merekrut 30.000 prajurit Asia dan melatih mereka dengan cara Makedonia.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR