Dia kehilangan kepercayaannya dan melihat ke belakang. Akibatnya, Eurydice dikembalikan ke dunia bawah dan Orpheus terpaksa kembali tanpa istrinya.
Orpheus tidak sanggup hidup tanpa istrinya dan menyerukan kematiannya sendiri dalam nyanyian. Keinginannya dikabulkan, ia dicabik-cabik oleh binatang buas atau para Maenad (wanita pengikut Dionysus).
Pygmalion dan Galatea
Dalam salah satu versi mitologi Yunani, Pygmalion putra Belus jatuh cinta pada Aphrodite. Ia adalah dewi cinta, nafsu, kesenangan, dan prokreasi. Namun, Aphrodite menolak untuk tidur dengannya.
Setelah ditolak, Pygmalion membuat gambar Aphrodite dari gading dan meletakkannya di tempat tidurnya. Dia berdoa kepada sang dewi memohon belas kasihan.
Aphrodite menjawab doanya dan memberinya patung gading. Ia juga memberikan kehidupan ke dalam patung yang berubah menjadi wanita yang kemudian dikenal sebagai Galatea.
Galatea melahirkan Pygmalion Paphus dan Metharme. Paphus, penerus Pygmalion, adalah ayah dari Cinyras yang mendirikan kota Paphos di Siprus.
Aphrodite dan Adonis
Kisah cinta Aphrodite dan Adonis adalah salah satu kisah cinta tragis mitologi Yunani. Dimulai dari nenek Adonis, Kenchreis, yang sesumbar bahwa dirinya lebih cantik dari Aphrodite.
Aphrodite marah dan mengutuk Kenchreis sehingga putrinya, Myrrah jatuh cinta pada suaminya Raja Theias.
Selama beberapa malam, Myrrah menyelinap dalam kegelapan ke kamar Theias tempat keduanya bercinta.
Karena tidak mengetahui bahwa itu adalah putrinya, Theias menyalakan lampu pada suatu malam untuk mengetahui identitas kekasih rahasianya. Ia merasa terkejut saat melihat Theias dan mencoba membunuhnya, tetapi dia berhasil lolos.
Theias melarikan diri dan mengetahui bahwa Myrrah hamil. Myrrah tidak ingin hidup atau mati, jadi dia berdoa kepada para dewa untuk mengakhiri penderitaannya.
Mereka menjawab dengan mengubahnya menjadi pohon myrrh. Seekor babi hutan mendatangi pohon ini dan menyerangnya dengan gadingnya. Dari robekan pohon itu muncullah bayi Adonis.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR