Nationalgeographic.co.id—Kisah-kisah mitologi Yunani telah menarik minat banyak orang selama ribuan tahun. Hal itu karena, selain keajaiban para dewa yang perkasa, tapi kisah-kisah mitologi Yunani berhasil menangkap esensi dari menjadi manusia.
Tentu saja, orang-orang Yunani kuno sangat menyadari bahwa cinta dan nafsu adalah elemen mendasar dari pengalaman manusia. Pengakuan ini sangat jelas terlihat dalam mitos dan keyakinan mereka.
Orang-orang Yunani kuno mewariskan banyak kisah cinta tentang pasangan yang mengalami nasib tragis, dewa-dewa yang cemburu, dan cinta terlarang. Kisah itu kemudian menginspirasi generasi penyair, penulis naskah drama, pelukis, dan pematung masa depan.
Orpheus dan Eurydice
Kisah cinta Orpheus dan Eurydice adalah salah satu kisah cinta paling tragis dalam mitologi Yunani. Orpheus dari Thrace adalah putra dewa Apollo dan muse Calliope. Dia terkenal karena bakat musiknya dengan kecapi dan jatuh cinta pada Eurydice yang cantik.
Suatu hari, Eurydice sedang berkeliaran di hutan bersama bidadari ketika penggembala Aristaeus melihatnya.
Ketika Eurydice menolak ajakan penggembala itu, dia mengejarnya dan selama upayanya untuk melarikan diri, dia digigit ular berbisa dan dibunuh.
Karena karena kematian istrinya, Orpheus melampiaskannya ke musik dan menggerakkan para dewa dengan lagu-lagu sedihnya.
Dengan perlindungan para dewa, Orpheus turun ke dunia bawah untuk mencari istrinya. Ia berhasil melewati jiwa orang mati dan anjing perkasa berkepala tiga Cerberus, yang menyukai musiknya.
Orpheus menampilkan dirinya di hadapan dewa kematian Hades dan istrinya Persephone. Mereka sangat dengan nada lirih Orpheus.
Hades mengizinkan Orpheus mengambil istrinya dari dunia bawah dengan syarat dia menuntunnya keluar tanpa menoleh ke arahnya.
Namun, ketika mereka naik dari dunia bawah, Orpheus tidak dapat mendengar Eurydice melangkah di belakangnya dan menjadi cemas bahwa para dewa telah membodohinya.
Dia kehilangan kepercayaannya dan melihat ke belakang. Akibatnya, Eurydice dikembalikan ke dunia bawah dan Orpheus terpaksa kembali tanpa istrinya.
Orpheus tidak sanggup hidup tanpa istrinya dan menyerukan kematiannya sendiri dalam nyanyian. Keinginannya dikabulkan, ia dicabik-cabik oleh binatang buas atau para Maenad (wanita pengikut Dionysus).
Pygmalion dan Galatea
Dalam salah satu versi mitologi Yunani, Pygmalion putra Belus jatuh cinta pada Aphrodite. Ia adalah dewi cinta, nafsu, kesenangan, dan prokreasi. Namun, Aphrodite menolak untuk tidur dengannya.
Setelah ditolak, Pygmalion membuat gambar Aphrodite dari gading dan meletakkannya di tempat tidurnya. Dia berdoa kepada sang dewi memohon belas kasihan.
Aphrodite menjawab doanya dan memberinya patung gading. Ia juga memberikan kehidupan ke dalam patung yang berubah menjadi wanita yang kemudian dikenal sebagai Galatea.
Galatea melahirkan Pygmalion Paphus dan Metharme. Paphus, penerus Pygmalion, adalah ayah dari Cinyras yang mendirikan kota Paphos di Siprus.
Aphrodite dan Adonis
Kisah cinta Aphrodite dan Adonis adalah salah satu kisah cinta tragis mitologi Yunani. Dimulai dari nenek Adonis, Kenchreis, yang sesumbar bahwa dirinya lebih cantik dari Aphrodite.
Aphrodite marah dan mengutuk Kenchreis sehingga putrinya, Myrrah jatuh cinta pada suaminya Raja Theias.
Selama beberapa malam, Myrrah menyelinap dalam kegelapan ke kamar Theias tempat keduanya bercinta.
Karena tidak mengetahui bahwa itu adalah putrinya, Theias menyalakan lampu pada suatu malam untuk mengetahui identitas kekasih rahasianya. Ia merasa terkejut saat melihat Theias dan mencoba membunuhnya, tetapi dia berhasil lolos.
Theias melarikan diri dan mengetahui bahwa Myrrah hamil. Myrrah tidak ingin hidup atau mati, jadi dia berdoa kepada para dewa untuk mengakhiri penderitaannya.
Mereka menjawab dengan mengubahnya menjadi pohon myrrh. Seekor babi hutan mendatangi pohon ini dan menyerangnya dengan gadingnya. Dari robekan pohon itu muncullah bayi Adonis.
Aphrodite kebetulan sedang berjalan melewati pohon itu ketika Adonis keluar dan memberikan bayi itu kepada Persephone untuk dirawat.
Ketika Adonis tumbuh dewasa, dia adalah pria paling tampan di antara manusia dan dewa, dan kedua dewi semakin tergila-gila padanya.
Aphrodite dan Persephone, yang sekarang terpesona dengan Adonis dan membawa perselisihannya ke Zeus. Zeus memutuskan bahwa Adonis menghabiskan empat bulan dengan Aphrodite dan empat bulan dengan Persephone.
Sementara, empat bulan tersisa dalam setahun dapat dihabiskan sesuai keinginannya. Adonis, yang menyukai Aphrodite, menghabiskan empat bulan tambahan bersamanya dengan Aphrodite, dewi cinta dan nafsu.
Pada suatu ketika, Adonis yang hobi berburu bertemu dengan seekor babi hutan. Namun meskipun ia menyerangnya dengan tombak, babi hutan itu menusuknya dengan gadingnya.
Aphrodite bergegas menyelamatkannya, kakinya tertusuk mawar putih. Dia terlambat dan Adonis meninggal.
Mawar putih yang diwarnai dengan darah dewi berubah menjadi merah dan diyakini dalam mitologi Yunani sebagai mawar merah pertama.
Helen dan Paris
Helen dan Paris mungkin adalah pasangan kekasih paling terkenal dalam mitologi Yunani, meskipun mereka jauh dari pasangan sempurna.
Sebagai imbalan karena memihak Aphrodite dalam perselisihan dengan sesama dewi Hera dan Athena, Paris, yang juga disebut Alexander, dianugerahi wanita tercantik di dunia oleh sang dewi.
Hanya ada satu masalah, Helen sudah menikah dengan raja Spartan Menelaus. Hal ini tidak menghalangi Paris, yang merayu Helen dan membawanya pergi ke Troy tempat ayahnya, Priam memerintah sebagai raja.
Keputusan gegabah ini menyebabkan perang Troy. Saudara laki-laki Menelaus, Agamemnon memimpin orang Yunani berlayar ke Ilium (Troy) untuk mengepung kota dan mengambil Helen.
Dalam Iliad karya Homer, Paris sebagian besar digambarkan sebagai seorang pengecut. Dalam duel dengan Menelaus, dia dikalahkan namun diselamatkan oleh Aphrodite.
Pada saat ini, bahkan Helen membencinya tetapi dipaksa tidur oleh Aprhodite. Dia terus-menerus dimarahi oleh saudaranya Hector dan Trojan lainnya karena gagal menunjukkan keberanian yang cukup dalam pertempuran.
Akhirnya, Paris terbunuh dan setelah Perang Troya, Helen dikembalikan ke suami aslinya, Menelaus.
Odiseus dan Penelope
Meskipun Helen dan Paris memberikan pandangan yang agak sinis tentang cinta, hubungan antara Odysseus dan Penelope jauh lebih mengagumkan dan mungkin merupakan salah satu pernikahan bahagia yang digambarkan dalam mitologi Yunani.
Odysseus adalah raja Ithaca dan pahlawan Perang Troya. Dia menghabiskan dua dekade jauh dari istrinya Penelope dan putranya Telemakus yang tetap tinggal di Ithaca.
Sementara dia menghabiskan sepuluh tahun melawan Trojan dan sepuluh tahun berikutnya berjuang untuk kembali ke rumah.
Sementara Odysseus menghadapi hampir semua cobaan yang bisa dibayangkan saat jauh dari rumah, Penelope memiliki perjuangannya sendiri yang harus dihadapi.
Seiring berlalunya waktu, diasumsikan bahwa Odysseus sudah mati. Sedangkan Penelope telah menerima banyak lamaran dari pria lain.
Penelope, yang selalu setia kepada suaminya dan juga licik, menemukan cara untuk menjauhkan para pelamar.
Tipuan pertamanya adalah merajut kain kafan untuk ayah mertuanya, Laertes. Mereka menenun di siang hari, tapi dia akan membuka rajutan kafannya di malam hari. Dengan melakukan ini, dia mampu menunda pelamar selama tiga tahun.
Odysseus akhirnya pulang ke Ithaca di mana dia memasuki istana dengan menyamar sebagai pengemis. Penelope curiga pria tersebut memang suaminya, namun memintanya menjawab pertanyaan yang hanya dia yang tahu jawabannya.
Setelah berhasil menjawab, dia membunuh para pelamar dan memerintah di samping istrinya sekali lagi di Ithaca.
Para Peneliti Ini Manfaatkan Nyepi untuk Teliti Kebisingan Akustik di Laut, Apa Hasilnya?
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR