Alih-alih meringue dengan krim dan buah di atasnya, spanische windtorte memiliki krim dan buah di dalam meringue. Ketika imigran Jerman pindah ke Amerika Serikat, mereka membawa resep makanan penutup serupa seperti schaum torte dan baiser torte. Tak lama kemudian, meringue menjadi cukup populer hingga sampai ke Selandia Baru.
Pencarian asal-usul makanan penutup ini dipersulit dengan namanya. Nama pavlova diambil dari nama Anna Pavlova, balerina terkenal Rusia yang melakukan tur di Australia dan Selandia Baru pada tahun 1926. Dan kudapan ini bukan satu-satunya hidangan yang diberi nama untuk menghormatinya.
Anehnya, Utrecht dan Wood menemukan makanan penutup bernama “strawberry pavlova” dari tahun 1911. Bahkan sebelum Anna Pavlova tiba di Selandia Baru. Yang lebih tak terduga lagi, strawberry pavlova adalah makanan penutup sorbet, tanpa meringue.
Bahkan saat orang menelusuri asal muasal pavlova, pavlova menjadi semakin populer, terutama saat Natal. Di kedua negara, makanan penutup Natal secara tradisional mengikuti jejak asal kolonial mereka. Biasanya berupa kue buah, puding plum, dan hidangan berbumbu lainnya.
Freedman mengatakan bahwa pavlova tidak sesuai dengan pola dasar makanan penutup Natal pada umumnya. “Kudapan ini bukan makanan penutup yang rumit, tidak perlu waktu berhari-hari untuk membuatnya. Dan tidak seperti puding plum yang bisa disimpan selama sebulan sebelum Anda menyajikannya,” katanya.
Utrecht menjelaskan bahwa ringannya pavlova mengimbangi beratnya makan malam Natal tradisional. Selain itu, ada juga makanan penutup yang kaya rasa seperti pai cincang atau puding plum. Lalu ada fakta bahwa, bagi warga Australia dan Selandia Baru, Natal jatuh pada puncak musim panas. “Pada hari-hari yang terik di belahan bumi selatan, pavlova memiliki rasa manis yang menyejukkan,” kata Utrecht.
Kapan tradisi pavlova dimulai?
Hubungan pavlova dengan Natal dimulai pada tahun 1934 di Selandia Baru. Saat itu Departemen Listrik Kota di Papanui, Christchurch, menambahkan kue pavlova dalam demonstrasi memasak.
“Demonstrasi ini dimaksudkan untuk memperkenalkan masakan listrik kepada perempuan Kiwi,” kata Utrecht, “dan meringue di pavlova adalah kandidat sempurna untuk menggunakan pengocok telur listrik.”
Di Australia, makanan penutup serupa adalah meringue with fruit filling karya Emily Futter. Hidangan ini yang diterbitkan di kolom resep Natal pada bulan Desember 1921.
Sangat mudah untuk melihat mengapa pavlova menjadi hidangan klasik Natal. Menurut Utrecht, ini adalah makanan penutup yang mudah dan ekonomis untuk dibuat. Karena alasan ini, hal ini dihargai oleh warga Selandia Baru dan Australia.
Menurut Wood, argumen mengenai pavlova hanya menambah semangat hubungan Trans-Tasman. “Keluarga bertengkar,” katanya. “Memiliki banyak hal untuk diperdebatkan membuat kita lebih dekat.”
Source | : | Atlas Obscura |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR