Masyarakat Romawi kuno merayakan tanggal 1 Januari dengan memberikan persembahan kepada Janus dengan harapan mendapat rezeki di tahun baru. Hari ini dipandang sebagai hari yang menentukan untuk dua belas bulan ke depan, dan merupakan hal biasa bagi teman dan tetangga untuk mengawali tahun dengan positif dengan saling bertukar ucapan selamat dan hadiah berupa buah ara dan madu.
Menurut penyair Ovid, sebagian besar orang Romawi juga memilih bekerja setidaknya pada sebagian Hari Tahun Baru. Sebab, bermalas-malasan dipandang sebagai pertanda buruk sepanjang sisa tahun tersebut.
3. Wepet Renpet Mesir Kuno
Kebudayaan Mesir kuno terkait erat dengan Sungai Nil, dan tampaknya Tahun Baru mereka bertepatan dengan banjir tahunannya. Menurut penulis Romawi Censorinus, Tahun Baru Mesir diprediksi ketika Sirius—bintang paling terang di langit malam—pertama kali terlihat setelah absen selama 70 hari.
Lebih dikenal dengan sebutan heliacal rise, fenomena ini biasanya terjadi pada pertengahan Juli tepat sebelum munculnya genangan tahunan Sungai Nil, yang membantu memastikan bahwa lahan pertanian tetap subur di tahun mendatang.
Masyarakat Mesir merayakan permulaan baru ini dengan sebuah festival yang dikenal sebagai Wepet Renpet, yang berarti “pembukaan tahun”. Tahun Baru dipandang sebagai waktu kelahiran kembali dan peremajaan, dan dihormati dengan pesta dan upacara keagamaan khusus.
Berbeda dengan kebanyakan orang saat ini, orang-orang Mesir mungkin juga menggunakan hal ini sebagai alasan untuk sedikit mabuk. Penemuan terbaru di Kuil Mut menunjukkan bahwa pada masa pemerintahan Hatshepsut, bulan pertama tahun ini menjadi tuan rumah bagi “Festival Mabuk”.
Pesta besar-besaran ini terkait dengan mitos Sekhmet, dewi perang yang berencana membunuh seluruh umat manusia. Namun dewa matahari Ra kemudian menipu Sekhmet untuk minum-minum hingga pingsan.
Untuk menghormati keselamatan umat manusia, orang-orang Mesir kuno merayakannya dengan musik, seks, pesta pora, dan—mungkin yang paling penting—bir dalam jumlah banyak.
4. Tahun Baru Imlek Tiongkok Kuno
Salah satu tradisi tertua yang masih dirayakan hingga saat ini adalah Tahun Baru Imlek, yang diyakini berasal lebih dari 3.000 tahun yang lalu pada masa Dinasti Shang. Liburan ini dimulai sebagai cara untuk merayakan awal baru musim tanam di musim semi, tetapi kemudian menjadi terjerat dengan mitos dan legenda.
Menurut salah satu cerita populer, pernah ada makhluk haus darah bernama Nian—yang sekarang merupakan kata dalam bahasa Cina untuk “tahun”—yang memangsa desa-desa setiap Tahun Baru. Untuk menakut-nakuti binatang yang kelaparan itu, penduduk desa mendekorasi rumah mereka dengan hiasan berwarna merah, membakar bambu, dan membuat suara keras.
Source | : | History.com |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR