Setelah membersihkan dahan kecil, mereka akan mengunyah ujungnya hingga ujung seratnya terlihat dan menjadi berbulu. Metode yang berbiaya rendah, namun segera orang-orang beralih ke cara yang lebih efektif.
Orang Tiongkok selanjutnya menggunakan bulu binatang, sedangkan masyarakat kelas atas menggunakan bulu kuda yang lebih lembut dan nyaman. Masyarakat miskin menggunakan bulu babi yang kasar dan lebih kaku.
Akhirnya dibuka toko-toko yang menjual sikat gigi yang terbuat dari kayu dan bambu. Pengrajin membuat deretan lubang di ujung bambu dan memasukkan bulu kuda ke dalamnya.
Metode Kebersihan Lainnya
Orang Tiongkok kuno menemukan cara baru untuk menjaga diri mereka sendiri. Mereka memanfaatkan abu tanaman hasil pembakaran jerami untuk mandi dan mencuci pakaian serta memanfaatkan air beras sebagai deterjen untuk membersihkan.
Mereka menemukan bahwa nasi mengandung pati dan protein yang bermanfaat bagi tubuh. Seperti masyarakat modern, merawat rambut di wajah merupakan hal yang penting bagi sebagian individu. Namun, mereka tidak memiliki kebiasaan mencukur bulu tubuh, tetapi mereka berlatih menghilangkan bulu halus di wajah.
Pria dan wanita menjalani perawatan ini sebelum hari pernikahan mereka agar terlihat rapi dalam upacara.
Bagaimana orang Tiongkok kuno menangani situasi kamar mandi? Sebelum adanya fasilitas modern, masyarakat biasa menggunakan ranting dan dedaunan sebagai tisu toilet, batu dan balok tanah.
Setelah Dinasti Han, orang menemukan irisan bambu yang dipotong tipis-tipis sebagai tisu toilet. Masyarakat kelas atas juga mencuci setelahnya dan mengoleskan aromaterapi untuk wangi yang lebih baik. Mereka menggunakan metode ini cukup lama hingga kertas tradisional tersedia karena harganya yang lebih mahal.
Kemudian, Dinasti Yuan memperkenalkan penggunaan kertas jerami. Pada masa Dinasti Qing dan Ming, kertas jerami menjadi perlengkapan mandi umum bagi masyarakat biasa, sedangkan kelas atas dan keluarga kerajaan menggunakan sutra.
Sungguh menakjubkan membayangkan betapa banyak perubahan dalam catatan sejarah Tiongkok kuno yang terjadi hingga mengalami kemajuan seperti saat ini.
Source | : | History Defined |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR