Pada tahun 1081, dinasti penguasa Bizantium baru, dan kaisar baru, Alexios I Comnenus, berkuasa. Ia menyadari bahwa ia membutuhkan bantuan dari barat jika ingin merebut kembali Asia Kecil.
Seruan Alexios ke Barat
Alexios mengirim utusan ke Eropa Barat pada awal tahun 1080-an, meminta bantuan melawan Seljuk. Namun, permohonan bandingnya tidak dijawab.
Faktanya, banyak orang Eropa Barat yang memandang Bizantium sebagai musuh karena mereka bukan bagian dari Gereja Katolik.
Kemudian, Alexios mencoba pendekatan yang berbeda, dan mengirimkan permohonan pribadi kepada Paus Urbanus II pada bulan Mei 1095.
Ketika Paus menerima utusan tersebut, dia sedang sibuk di Konsili Piacenza di Italia utara, di mana dia bertemu dengan para pemimpin gereja untuk membantu menyelesaikan perselisihan di Eropa.
Meskipun Paus tidak segera menanggapi permintaan tersebut, dia tampaknya melihat permintaan bantuan Alexios sebagai peluang untuk menyelesaikan beberapa masalah yang sedang dia hadapi.
Paus Urbanus II Deklarasi Perang Salib Pertama
Dalam catatan sejarah Perang Salib, Paus Urbanus II melakukan perjalanan ke Prancis, di mana ia dijadwalkan menghadiri konsili gereja lainnya.
Kali ini, pertemuan tersebut diadakan di kota Clermont di Perancis dan dipanggil untuk menangani masalah internal gereja dan mendiskusikan permintaan Alexios.
Urban meminta para uskup dan kepala biara yang ia undang ke konsili, untuk membawa serta para penguasa paling penting di wilayah mereka.
Konsili tersebut dihadiri sekitar 300 pemimpin gereja dari seluruh Perancis. Paus menyampaikan pidato yang membahas perlunya membela agama Kristen dan membebaskan Tanah Suci dari kendali Muslim. Hal ini adalah deklarasi resmi dimulainya sejarah Perang Salib Pertama.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR