Raja Hattusili I kemudian membangun kembali Hattusa sebagai basis pertahanan kerajaan. Setelah semakin kuat, Kerajaan Lama bangsa Het dalam sejarah dunia kuno memperluas kekuasaannya di Anatolia.
Akan tetapi, Kerajaan Lama bangsa Het tidak berlangsung lama karena perselisihan di dalam tubuh keluarga kerajaan, kalangan militer, dan daerah-daerah yang dikuasai menghendaki kemerdekaan.
Raja Ammuna (skt. 1486–1466 SM) tampaknya tidak melakukan upaya menghentikan pemberontakan. Pemberontakan terakhir menyebabkan istri dan dua anak sah tertua yang seharusnya naik takhta terbunuh. Raja terakhirnya, dalam kronologi sejarah, adalah Telipinu (skt 1525-1500 SM).
Setelah runtuhnya Kerajaan Lama, Kerajaan Het memasuki "era kegelapan" di mana tidak ada penguasa tunggal di Anatolia. Tahurwaili, sepupu Telipinu, mewarisi kerajaan yang kini tidak sejaya sebelumnya.
Para ahli sejarah dunia kuno berdebat untuk mengakui Kerajaan Pertengahan. Alasan tidak diakuinya Kerajaan Pertengahan ini karena kekuasaan Kerajaan Baru (1430-1180 SM) tidak punya hubungan keturunan penguasa dengan Kerajaan Lama.
Kerajaan Baru: menantang Mesopotamia dan Mesir kuno
Scarre dan Fagan menyebut kehadiran Kerajaan Baru dipimpin oleh Tudhaliya I (skt. 1430-1400 BC). Sosok ini bukan raja pertama, namun memimpin persatuan kembali penduduk bangsa Het dengan mendirikan persekutuan. Kepemimpinan ini memperluas kekuasaan ke Aleppo, Suriah.
Joshua J. Mark, penulis sejarah dunia kuno di World History lebih memilih Suppiluliuma I sebagai awal sejarah Kerajaan Baru.
Pasalnya, raja yang diperkirakan naik takhta sekitar 1380 SM ini mendominasi kawasan Timur Tengah lebih lua selama abad ke-14 SM. Dia mempersempit kuasa Kekaisaran Mittani yang sebelumnya mendominasi di Mesopotamia. Di Anatolia sendiri, Suppiluliuma I memperkuat konsolidasi sesama bangas Het dan meningkatkan pertahanan Kota Hattusa.
Pada saat ini, Suppiluliuma I dan Firaun Mesir Akhenaten memperluas kekuasaannya di Suriah. Suppiluliuma I terus memperluas kerajaannya dengan mengambil negara bawah Mesir seperti Byblos dengan mudah.
Mesir kuno sempat melawan di bawah Jenderal Horemheb yang diutus Tutankhamun. Akan tetapi, kampanye militer pertama ini gagal mendulang kemenangan bagi Mesir kuno. Sementara, tentara bangsa Het semakin kuat. Suppiluliuma I terus menaklukkan sisa-sisa wilayah Mesir di Syam.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR