Sejarawan Theodoros Karasavvas, mengungkap bahwa pankration bukanlah sekadar olahraga, seperti yang diyakini oleh sebagian besar sejarawan saat ini.
Didasari catatan Andreas Georgiou, Theodoros menyatakan bahwa pankration juga merupakan teknik perang yang digunakan oleh pasukan hoplite Sparta dan pasukan Makeodonia Aleksander Agung.
Salah satu kisah paling terkenal yang melibatkan seorang ahli pankration dan tokoh sejarah terkenal adalah kisah Dioxippus dan Alexander Agung.
Dioxippus adalah seorang juara Olimpiade pankration dari Athena yang secara sukarela bergabung dengan pasukan Aleksander dalam ekspedisi ke Asia.
“Aleksander dikenal karena kecintaannya pada olahraga tempur, sehingga ia menjadikan Dioxippus sebagai anggota elit dalam lingkaran dekatnya, yang membuat banyak tentaranya iri,” jelas Theodoros.
Coragus Salah satu orang yang iri dengan kemampuan Dioxippus. Ia menantang Dioxippus untuk duel di depan Aleksander dan pasukan lainya.
Coragus bertarung dengan senjata dan baju besi lengkap, sementara Dioxippus muncul dengan hanya berbekal sebuah pentungan.
Dalam duel tersebut, Dioxippus berhasil melumpuhkan Coragus, meskipun tak sampai membunuhnya. Keterampilan pankration Dioxippus terlalu sulit untuk ditangani Coragus meskipun ia memiliki kemampuan bertarung yang hebat.
Bintang Pankration di Yunani Kuno
Popularitas Pankration yang luar biasa telah mengangkat para jawaranya ke status manusia setengah dewa. Dan Tentu, berbicara jawara Pankration, tidak ada yang lebih terkenal daripada Arrichion dari Phigaleia.
Arrichion mengklaim kemenangan di Olimpiade ke-52 dan 53 (572 & 568 SM), sebelum kemudian menemui ajalnya saat mempertahankan gelar juaranya di Olimpiade ke-54 (564 SM).
Dalam legenda, dikisahkan Arrichion terlibat dalam duel yang sangat buas. Awalnya ia berhasil melumpuhkan lawan dengan mematahkan pergelangan kakinya. Arrichion melakukan serangan tersebut dalam posisi tak menguntungkan–sedang dalam kuncian lawan.
Tak kuasa menahan rasa sakit, lawan Arrichion pun menyerah. Namun, masih terjebak dalam kuncian tersebut, Arrichion secara tidak sengaja mematahkan lehernya sendiri dengan manuvernya yang tiba-tiba dan kuat. Di sinilah ia menemui ajalnya.
Source | : | The Collector,Ancient Origins |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR