Nationalgeographic.co.id - Pankration adalah olahraga bela diri Yunani kuno dan merupakan acara paling populer di Olimpiade Yunani kuno. Istilah Pankration muncul dari kata "pan" yang berarti semua, dan "Kratos" yang berarti " daya atau kekuatan".
Meskipun cabang olahraga ini terkenal akan kebrutalannya, ia berhasil menarik perhatian para atlet paling mengesankan di dunia Yunani kuno.
Tidak sekadar ajang untuk pamer kekuatan, teknik, maupun nilai-nilai bela diri, bagi masyarakat kala itu, menjadi bagian dalam Pankration adalah sebuah kehormatan.
Asal-usul Pankration Yunani Kuno
Menurut Scott Mclaughlan, dilansir dari laman The Collector, "Pertandingan kelas berat" Olimpiade Kuno terdiri dari tiga cabang olahraga tarung.
Tinju Olimpiade Kuno, Menurut Scott, meskipun brutal, dipandang sebagai olahraga yang jujur. “Saling menghormati dan permainan yang adil sangat ditekankan.”
Gulat bergabung dalam pertandingan pada tahun 708 SM dan juga dianggap sebagai olahraga yang mulia. Filsuf aristokrat Plato adalah seorang pegulat di masa mudanya.
“Terlahir dengan nama Aristokles, pelatih gulatnya, Ariston dari Argos, menjulukinya "Platon" (yang berarti "berbahu lebar") karena fisiknya,” jelas Scott.
Pada tahun 648 SM, tinju dan gulat menyatu menjadi pertarungan tangan kosong terliar–nyaris tanpa aturan yang pernah ada di dunia olahraga.
“Pankration adalah bentuk gulat berbahaya yang mengizinkan serangan, tendangan, dan teknik bergulat, termasuk kuncian dan cekikan pada sendi tubuh bagian atas dan bawah. Satu-satunya teknik yang dilarang adalah menggigit dan mencungkil mata,” terang Scott.
Hanya ada sedikit informasi yang masih ada tentang sejarah maupun teknik-teknik Pankration. Banyak yang menduga hilang dalam penghancuran Perpustakaan Alexandria.
Namun, meskipun informasinya sedikit, secara luas diakui bahwa Pankration dianggap sebagai olahraga Olimpiade paling populer di Yunani kuno.
Selama berabad-abad, diduga Pankration adalah cabang olahraga paling bergengsi. Mengingat prestisenya, olahraga ini kemungkinan besar menarik banyak atlet terhebat di dunia Hellenic.
Menurut kepercayaan Yunani kuno, setiap peraturan olahraga Olimpiade dirancang oleh seorang pahlawan atau dewa. Pankration dikatakan diciptakan oleh pahlawan Yunani, Theseus.
Menurut legenda, Theseus menggabungkan tinju dan gulat untuk mengalahkan Minotaur Kreta yang bersembunyi di dalam labirin Knossos.
Cabang Olahraga Populer di Dunia Kuno
Asal mula Pankration sebagai olahraga kompetitif kemungkinan besar berasal dari aplikasi militernya yang sangat kental. Banyak pemain Pankration yang juga merupakan seorang prajurit.
Pankration juga sangat populer di kalangan Spartan. Khusus di wilayah ini, peserta diperbolehkan menggigit dan mencungkil dalam kompetisi antar kota, mungkin karena ini menjadi bagian dari pelatihan tempur mereka secara umum.
Secara historis, Scott menjelaskan, Pankration berevolusi melalui dua tahap yang berbeda dalam sejarahnya: Ano Pankration (Pankration Atas) dan Kato Pankration (Pankration Bawah).
Ano Pankration menekankan pada teknik berdiri, “dengan tujuan menjatuhkan lawan melalui perpaduan serangan, kuncian dan lemparan.” Sebaliknya, Kato Pankration terfokus pada “pertarungan bawah dan tujuan kuncian melalui serangan, manipulasi sendi dan cekikan.”
Meskipun dikenal sebagai cabang olahraga yang brutal, agaknya Pankration tidak semengerikan itu, bahkan lebih lembut.
Bagi Scott, “Pankration adalah seni yang halus, yang mencakup aspek-aspek kompleks dalam pelatihan, teknik, serta pengetahuan dan pemahaman biomekanik.”
Olahraga dan Teknik Perang
Sejarawan Theodoros Karasavvas, mengungkap bahwa pankration bukanlah sekadar olahraga, seperti yang diyakini oleh sebagian besar sejarawan saat ini.
Didasari catatan Andreas Georgiou, Theodoros menyatakan bahwa pankration juga merupakan teknik perang yang digunakan oleh pasukan hoplite Sparta dan pasukan Makeodonia Aleksander Agung.
Salah satu kisah paling terkenal yang melibatkan seorang ahli pankration dan tokoh sejarah terkenal adalah kisah Dioxippus dan Alexander Agung.
Dioxippus adalah seorang juara Olimpiade pankration dari Athena yang secara sukarela bergabung dengan pasukan Aleksander dalam ekspedisi ke Asia.
“Aleksander dikenal karena kecintaannya pada olahraga tempur, sehingga ia menjadikan Dioxippus sebagai anggota elit dalam lingkaran dekatnya, yang membuat banyak tentaranya iri,” jelas Theodoros.
Coragus Salah satu orang yang iri dengan kemampuan Dioxippus. Ia menantang Dioxippus untuk duel di depan Aleksander dan pasukan lainya.
Coragus bertarung dengan senjata dan baju besi lengkap, sementara Dioxippus muncul dengan hanya berbekal sebuah pentungan.
Dalam duel tersebut, Dioxippus berhasil melumpuhkan Coragus, meskipun tak sampai membunuhnya. Keterampilan pankration Dioxippus terlalu sulit untuk ditangani Coragus meskipun ia memiliki kemampuan bertarung yang hebat.
Bintang Pankration di Yunani Kuno
Popularitas Pankration yang luar biasa telah mengangkat para jawaranya ke status manusia setengah dewa. Dan Tentu, berbicara jawara Pankration, tidak ada yang lebih terkenal daripada Arrichion dari Phigaleia.
Arrichion mengklaim kemenangan di Olimpiade ke-52 dan 53 (572 & 568 SM), sebelum kemudian menemui ajalnya saat mempertahankan gelar juaranya di Olimpiade ke-54 (564 SM).
Dalam legenda, dikisahkan Arrichion terlibat dalam duel yang sangat buas. Awalnya ia berhasil melumpuhkan lawan dengan mematahkan pergelangan kakinya. Arrichion melakukan serangan tersebut dalam posisi tak menguntungkan–sedang dalam kuncian lawan.
Tak kuasa menahan rasa sakit, lawan Arrichion pun menyerah. Namun, masih terjebak dalam kuncian tersebut, Arrichion secara tidak sengaja mematahkan lehernya sendiri dengan manuvernya yang tiba-tiba dan kuat. Di sinilah ia menemui ajalnya.
Source | : | The Collector,Ancient Origins |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR