Demi mengatasi tantangan-tantangan budi daya rumput laut di NTT, YKAN telah mengembangkan model budi daya rumput laut berkelanjutan di Desa Oelolot dan Desa Mbueain, Kabupaten Rote Ndao.
Kelompok masyarakat di dua desa tersebut diajak menerapkan praktek terbaik (Best Management Practices), dalam setiap tahapan budi daya sampai pemasaran.
Tahapan ini dimulai dari pengelolaan kebun bibit, pemilihan bibit rumput laut yang unggul, pemilihan lokasi budi daya yang ramah lingkungan, pembuatan penjemuran rumput laut yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), serta pemasaran produk rumput laut ke pembeli yang peduli lingkungan. Hal lain yang dilakukan adalah mengintegrasikan budi daya rumput laut ke dalam perencanaan pembangunan di desa, sehingga kegiatan masih bisa terus dilakukan meskipun program sudah selesai.
“Praktik-praktik terbaik budi data rumput laut di dua desa model ini juga telah direplikasi ke desa-desa binaan YKAN yang meliputi Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Kupang, dan Kabupaten Sabu Raijua. Bersama pemerintah daerah dan para mitra, YKAN juga memperkuat kapasitas lembaga ekonomi masyarakat desa seperti kios konservasi, koperasi, dan BUMDes melalui berbagai bimbingan teknik,” urai Zia Ul Haq.
Selain itu, YKAN juga melakukan peningkatan kapasitas kelompok perempuan dalam mengolah rumput laut menjadi produk makanan dan minuman. Hal ini menjadi upaya memperluas akses pasar bagi petani rumput laut dan lembaga ekonomi masyarakat yang menggantungkan hidup pada budi daya rumput laut.
Salah satu faktor kunci untuk keberhasilan pengelolaan sumber daya pesisir yang berkelanjutan adalah kemitraan yang komprehensif dan terstruktur.
“Dalam menghadapi tantangan keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam, kita tidak bisa berjalan sendiri. Melalui kemitraan antara pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah, seperti YKAN, banyak aksi nyata dapat dilaksanakan dalam mentransformasi budi daya rumput laut di NTT. Harapan kami, dampak positif yang telah dicapai dapat menginspirasi lebih banyak pelaku industri rumput laut lain untuk ikut serta secara langsung dalam melestarikan alam dan menyejahterakan masyarakat,” kata Direktur Eksekutif YKAN Herlina Hartanto.
Hal ini disepakati oleh Direktur Eksekutif Tahija Foundation Trihadi Saptoadi. “Sejak tahun 2017, Yayasan Tahija mendukung budi daya rumput laut yang ramah lingkungan, bertanggung jawab, dan berkelanjutan, serta menerapkan kearifan lokal dalam pemanfaat laut di NTT. Hal ini merupakan komitmen kami dalam menjaga kelestarian alam. Semoga dengan adanya diskusi ini, kolaborasi antarlembaga dapat diperkuat,” harapnya.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR